Timredaksi.com – Leyla Zeinalpour wanita muslim asal Iran ini menjadi komandan armada ke-364 Ekspedisi US Army. Zeninalpour punya perjalanan panjang hingga menjadi salah satu pilot wanita yang mengendarai helikopter tempur AS semisal Black Hawk dan Apache.
Leyla Zeinalpour lahir dan besar di Iran. Sampai akhirnya pada 2000, ia dan keluarga berimigrasi ke Amerika Serikat untuk kesempatan hidup dan mengenyam pendidikan yang lebih baik.
Memiliki keinginan mengenyam pendidikan tinggi, Zeinalpour yang berstatus imigran di Negeri Paman Sam sempat putus asa. Akan tetapi Dewi Fortuna datang menghampirinya saat US Army Reserves (Pasukan Cadangan AS) mengontaknya.
Mimpi Zeinalpour untuk mengenyam pendidikan tinggi pada akhirnya bisa terealisasi. Setelah menyelesaikan sekolah perwira US Army, Zeinalpour tergabung di Divisi Spesialis Logistik Otomatis US Army (MOS 92A). Setelah itu, wanita yang saat ini berusia 36 tahun mampu menyelesaikan pendidikan di Korps Pelatihan Petugas Cadangan (ROTC) Universitas Indiana-Universitas Purdue, Indianapolis.
“Saya bertekad untuk mendapatkan pendidikan di universitas AS dan militer memungkinkan itu. Saya akan selamanya berterima kasih untuk kesempatan itu. Karena, dengan itu saya bisa mendukung dan merawat keluarga saya,” ujar Zeinalpour seperti dilansir army mil, Senin (27/4/2020).
Jam terbang Zeinalpour semakin tinggi saat menyelesaikan pendidikan lainnya di Fort Rucker, Alabama, pada 2010. Sejumlah helikopter pun mampu dikendarainya. Beberapa diantaranya adalah TH-67 Creek, OH-58 Kiowa Warrior, dan AH-64D Longbow Apache.
Pada 2014, Zeinalpour bahkan menjadi salah satu personel US Army yang dikerahkan ke Kuwait bersama Batalyon Dukungan Penerbangan ke-90 dari Fort Worth, Texas. Kemampuannya sebagai pilot helikopter tempur AS kian lengkap, setelah lulus daru kurses kualifuikasi helikopter Black Hawk UH-60A/L.
Sebagai seorang wanita yang berasal dari Timur Tengah, Zeinalpour merasa kerja kerasnya sudah membuahkan hasil. Tak hanya bangga mewakili kaum hawa yang memutuskan berkarier di dunia militer, Zeinalpour juga merasa sudah membanggakan wanita-wanita Timur Tengah.
Baginya, menerbangkan helikopter tempur wajib memiliki kemampuan yang lengkap. Sebab, ada tanggung jawab besar yang diemban setiap pilot. Selain nyawa rekan, dalam pandangan Zeinalpour ada tanggung jawab untuk menjalankan artileri tempur dengan nilai jutaan Dollar AS.
“Jelas, itu memiliki makna yang lebih. Tak hanya mewakili semua wanita di dunia, tetapi juga bagi orang-orang dari Timur Tengah. Terlepas dari siapa Anda dan dari mana Anda berasal, Anda bisa memilih jalan Anda sendiri tentang cara melayani. Seperti saya, yang dibukakan pintu berdasarkan keinginan saya untuk bekerja keras,” kata Zeinalpour melanjutkan.
“Yang terpenting adalah memiliki hasrat untuk itu. Karena, Anda tidak hanya bertanggung jawab atas semua orang di dalam pesawat, Anda juga bertanggung jawan untuk mengoperasikan peralatan bernilai jutaan dolar dengan aman dan kompeten,” ucapnya.