Jakarta, Timredaksi.com – Astronom melaporkan adanya semburan sinyal radio misterius dan intens yang terdeteksi dari dalam galaksi kita sendiri. Mungkinkah dari alien?
Untuk diketahui, fast radio burst (FRB) atau semburan sinyal radio cepat berlangsung hanya sepersekian detik, tetapi bisa 100 juta kali lebih kuat daripada Matahari. Terlepas dari intensitasnya, asal dari kemunculan sinyal tersebut hingga saat ini masih belum diketahui.
Saat ini, para astronom bisa mengamati FRB yang terdeteksi di galaksi Bima Sakti untuk pertama kalinya. Selain menjadi lebih dekat daripada FRB yang terdeteksi sebelumnya, astronom akhirnya akan dapat membantu memecahkan misteri asal muasalnya.
Dikutip dari The Independent, Jumat (6/11/2020) para ilmuwan mengalami kesulitan melacak asal ledakan sinyal tersebut karena berlangsung sangat pendek, tidak dapat diprediksi, dan berasal dari jauh.
Jelas bahwa mereka harus terbentuk dalam beberapa kondisi paling ekstrem di alam semesta, dengan berbagai dugaan penjelasan mencakup segala sesuatu mulai dari bintang yang sekarat hingga teknologi milik alien.
Astronom berpendapat, semburan energi radio ini tampaknya berasal dari magnetar atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. Mereka dapat memastikan bahwa ledakan tersebut akan terlihat seperti FRB lain yang lebih jauh jika diamati dari luar galaksi kita sendiri. Ini menunjukkan bahwa setidaknya, beberapa ledakan lain juga dapat dibuat dari objek serupa di tempat lain.
“Ada misteri besar tentang apa yang akan menghasilkan semburan energi besar ini. Sejauh ini yang telah kita saksikan, datang dari tengah alam semesta,” kata Kiyoshi Masui, asisten profesor fisika di MIT, yang memimpin analisis tim FRB.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat menghubungkan salah satu FRB yang eksotis ini ke satu objek astrofisika,” sambungnya.
Awal Deteksi Sinyal
Deteksi sinyal ini dimulai pada 27 April, ketika para peneliti menggunakan dua teleskop ruang angkasa untuk mengumpulkan sejumlah sinar-X dan emisi sinar gamma dari magnetar di ujung lain galaksi kita.
Keesokan harinya, para peneliti menggunakan dua teleskop Amerika Utara untuk mengamati bagian langit tersebut dan menangkap ledakan yang kemudian dikenal sebagai FRB 200428.
Selain menjadi FRB pertama di Bima Sakti dan yang pertama dikaitkan dengan magnetar, ledakan tersebut adalah yang pertama mengirimkan emisi selain gelombang radio.
Penelitian ini dijelaskan dalam tiga artikel yang diterbitkan di publikasi ilmiah Nature dan didasarkan pada data yang diambil dari teleskop di seluruh dunia, dengan tim ilmuwan internasional menggunakan pengamatan yang diambil dari tim di Kanada, Amerika Serikat, China, dan di luar angkasa.
“Kami menghitung bahwa ledakan hebat dari galaksi lain tidak akan bisa dibedakan dari beberapa FRB, jadi ini benar-benar memberi bobot pada teori yang menunjukkan bahwa magnetar bisa berada di belakang setidaknya beberapa FRB,” kata Pragya Chawla, salah satu peneliti dari McGill Department of Physics.
Penemuan baru ini mungkin belum menjelaskan semua sinyal yang terdeteksi, mengingat besarnya kesenjangan energi dan aktivitas antara sumber FRB yang paling terang dan paling aktif dengan apa yang sedang diamati. Mungkin dibutuhkan magnetar yang lebih muda dan lebih banyak lagi.
Jika FRB dapat dibuktikan berasal dari magnetar, banyak misteri yang tersisa. Para astronom harus mencari mekanisme yang memungkinkan magnetar memberi daya pada FRB, misalnya, mencari tahu bagaimana ia dapat mengirimkan semburan sinyal dan emisi sinar-X yang begitu terang dan tidak biasa pada saat yang bersamaan.
(Intan /S:Detikcom)