Jakarta – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Samosir masih memperketat pintu masuk di perbatasan untuk mencegah wisatawan yang masuk ke daerah itu melalui jalur darat di Kabupaten Tanah Karo dan jalur perairan di sejumlah pelabuhan di Samosir, Sumatera Utara (Sumut).
“Lokasi pariwisata di Samosir belum dibuka untuk wisatawan yang berdatangan dari luar daerah. Upaya ini dilakukan guna menghindari transmisi lokal yang memungkinkan dibawa orang tanpa gejala di tengah pandemi Covid-19,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Samosir, Rohani Bakkara, Jumat (10/7/2020).
Rohani mengatakan, sejak lokasi pariwisata di Samosir yang berada di tengah Danau Toba itu ditutup pada bulan Maret 2020, dan sampai sekarang, ada ribuan wisatawan yang berdatangan dari Kota Medan, Pematang Siantar, Simalungun maupun daerah lainnya, yang disuruh putar balik di pintu masuk perbatasan maupun pelabuhan di daerah itu.
“GTPP Covid-19 Samosir bekerja sama dengan aparat kepolisian, TNI maupun dinas perhubungan, melakukan penjagaan di lokaso check point Menara Pandang Tele dan Dermaga Kapal Tomok. Setiap harinya, sangat banyak orang luar yang dipulangkan. Mereka dilarang masuk, apalagi lagi daerah zona merah Covid-19, dikhawatirkan membawa virus,” katanya.
Menurutnya, kebijakan yang diambil itu diakui mengecewakan orang luar yang ingin berwisata ke daerah tersebut. Namun, kebijakan yang dianggap berat itu dilakukan petugas demi melindungi masyarakat di daerah tersebut. Pemerintah lebih mengutamakan kebaikan dan keselamatan masyarakat dari bahaya Covid-19.
“Lokasi pariwisata di Samosir ini kemungkinan akan dibuka pada akhir Juli 2020. Pemerintah masih melakukan pembenahan dan persiapan menuju tatanan kehidupan yang baru. Kita sudah mempersiapkan standard operating procedure (SOP), hingga pemantauan dan evaluasi harian untuk membuka lokasi pariwisata,” sebutnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah menyampaikan, Kabupaten Samosir merupakan daerah zona kuning atas penyebaran Covid-19. Di daerah itu, tercatat ada 2 orang warga yang dinyatakan positif corona. Satu orang di antaranya dinyatakan susah sembuh.
“Untuk satu orang lagi masih menjalani perawatan medis dan dalam waktu tidak lama akan sembuh. Kita minta pemerintah kabupaten itu supaya bisa mengembalikan daerah zona kuning ini menjadi zona hijau. Ini harus bisa dipertahankan. Protokol kesehatan harus tetap menjadi prioritas,” sebutnya.
Sumber: BeritaSatu.com