Jakarta – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo membuka kegiatan Webinar Series 3 dengan tema “Road Map to Bali Next Normal: What is the state of the biggest tourism market for Bali.” Dalam webinar tersebut, dijelaskan hal-hal terkait pariwisata di tengah pandemi covid-19.
Ia mengatakan, pihaknya sedang menyusun upaya dan langkah-langkah pemulihan dalam menyambut kondisi kenormalan baru di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Setidaknya terdapat tiga kunci terkait protokol normal baru tersebut yaitu terkait Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan (Cleanliness, Health, and Safety atau CHS).
Protokol ini tidak terbatas pada usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terdampak saja. Di antaranya, Penyedia Akomodasi, Jasa Makanan dan Minuman, Daya Tarik Wisata, Usaha Perjalanan Wisata, Usaha Fasilitas Seni, dan Produksi Film, serta usaha-usaha lainnya di seluruh sektor ekonomi kreatif yang diharapkan dapat menerapkan protokol ini.
Dengan diterapkannya protokol ini dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal tersebut sangat penting menurutnya.
“Gaining trust atau confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan, jadi harus sangat diperhatikan dan diimplementasikan. Jika hanya menjadi promosi tanpa aksi, maka kepercayaan yang dibangun bisa hilang dan akan lebih sulit lagi untuk membangunnya kembali,” ujar Wakil Menteri Angela.
“Implementasi protokol dimaksud mengacu kepada gugus tugas dan akan melalui beberapa tahapan pra-kondisi, yaitu edukasi, sosialisasi, dan simulasi. Dalam pelaksanaannya, daerah akan menyiapkan manajemen krisis dalam monitoring dan evaluasi,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan handbook yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Handbook ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menjelaskan, pada 2019 Bali menyumbang 6,3 juta wisman, dengan asal wisman tertinggi secara berurutan adalah Australia, Tiongkok, India, Eropa, dan Amerika.
Diketahui, para wisatawan yang datang ke Bali memiliki minat daya tarik wisata yang beragam, dimana minat terhadap daya tarik wisata budaya sebesar 65 persen, alam 30 persen, dan wisata buatan 5 persen.
Angela kembali menekankan bahwa Bali merupakan salah satu gerbang utama serta ikon dari Pariwisata Indonesia di mata dunia yang turut mengalami dampak dari pandemi covid-19.
Namun, ia optimis sektor pariwisata di Bali akan cepat bangkit mengingat kesungguhan yang ditunjukkan Pemerintah Provinsi Bali dan pemangku kepentingan serta para industri pariwisata untuk bahu-membahu membangkitkan pariwisata Bali.
Dan sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, setiap pemerintah daerah lain juga harus memperhatikan betul kondisi laju penyebaran covid-19 di daerahnya dalam pembukaan destinasi wisatanya.
“Saya optimis Bali akan kembali bangkit, khususnya dalam upaya membangkitkan industri pariwisata Bali. Selain adanya penerapan protokol yang baik oleh para pelaku industri, dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perwakilan Indonesia di luar negeri, media, dan seluruh stakeholder lainnya,” pungkasnya.