Jakarta – Lembaga survei Indikator merilis survei nasional terkait pilihan calon presiden 2024 nanti. Hasilnya Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan berada di tingkat teratas.
Indikator sudah melakukan survei terhadap pilihan capres ini beberapa kali, terbaru ini dilakukan pada 24-30 September 2020. Responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih secara acak.
Metode survei dilakukan dengan wawancara via telepon dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95 %. Seluruh responden terdistribusi secara acak dan proposional.
Hasil survei ini menyatakan Ganjar Pranowo memiliki suara tertinggi yakni sebesar 18,7%, kemudian Prabowo Subianto 16,8% dan Anies Baswedan 14,4%. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan Ganjar Pranowo selalu menduduki tingkat pertama di 3 survei terakhir.
“Bulan September ini kita melakukan lagi survei dan hasilnya Ganjar berada di tingkat pertama di 3 survei terakhir. Kemudian disusul Pak Prabowo dan Anies Bawedan di tingkat ketiga ini juga stagnan posisinya,” kata Burhanuddin, dalam hasil survei terbaru bertajuk ‘Politik, Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi’, Sabtu (25/10/2020).
Total ada 15 nama yang diajukan Indikator kepada responden, berikut hasilnya:
Ganjar Pranowo 18,7%
Prabowo Subianto 16,8%
Anies Baswedan 14,4%
Sandiaga Salahuddin Uno 8,8%
Ridwan Kamil 7,6%
Agus Harimurti Yudhoyono 4,2%
Khofifah Indar Parawansa 4,0%
Gatot Nurmantyo 1,4%
M. Mahfud MD 1,3%
Airlangga Hartarto 1,2%
Puan Maharani 0,9%
Erick Thohir 0,8%
Tito Karnavian 0,4 %
Muhaimin Iskandar 0,2%
Budi Gunawan 0,1%
Sedangkan dengan elektabilitas partai politik, Burhanuddin menyebut Partai Gerindra naik secara signifikan.Kemudian PDIP berada di kondisi stagnan. Partai lain yang juga naik elektabilitasnya yakni Demokrat dan PKS.
“Partai Geridra naik kencang, PDIP stagnan, Demokrat dan PKS juga naik, paling tinggi Gerindra,” ujarnya,
Burhanuddin menduga naiknya elektabilitas Partai Gerindra karena kemampuannya memainkan dua kartu. Dia menjelaskan Gerindra yang saat ini berada di pemerintahan, namun di sisi lain partai ini juga menjaga beberapa tokoh yang tetap mengkritisi pemerintah sehingga dalam memberikan penetrasi pemilih.
“Saya menduga Gerindra naik karena mampu menaikkan dua kartu, satu bagian dari pemerintah mendapatkan intensif tapi di sisi lain masih menjaga figur kritis yang merawat Gerindra lama, misalnya seperti Fadli Zon, Andre Rosiade masih kencang kalau pemerintah nggak ada bedanya. Nah itu mampu menjaga basis Gerindra, mampu mempenetrasi pemilih yang pro pemerintah,” ucapnya.