Bayak Baliho, Pakar Politik Sebut Cara Komunikasi Politik Puan Tidak Pas

0

Timrefaksi.com – Banyaknya pajangan Baliho Ketua DPR Puan Maharani di sejumlah titik di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, membuat citra ketua DPR RI menjadi negatif. Pasalnya pajangan baleho tidak pantas disebabkan curi-curi kesempatan untuk dijadikan panggung politik.

Diinformasikan CNNindonesia.com Pengamat politik dari universitas andalas Asrinaldi, mengatakan langkah yang dilakukan ketua DPR RI tersebut tidak pantas pada posisinya.

“Apa yang dilakukan Mbak Puan ini sebenarnya bagian dari upaya membangun komunikasi politik ke publik terutama yang terdampak bencana. Cuma, cara komunikasi politik dia enggak pas kalau sekadar menampilkan baliho-baliho saja,” ujar Asrinaldi dikutip CNN, pada Rabu 22/12/2021

“Kalau baliho yang ditampilkan di sana, ya, persepsi orang jadi negatif. Artinya, apa kepentingan baliho di sana. Kecuali Mbak Puan datang dan beri bantuan, beri perhatian, dialog, dan simpati,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Asrinaldi menyinggung elektabilitas Puan yang masih rendah berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei meskipun secara masif memasang baliho.

“Memang untuk bisa dipilih, kenal secara emosional, memang harus tahu siapa orangnya. Dengan cara baliho, untuk komunikasi awal efektif. Cuma memasang baliho bukan sekadar masang saja,” terang Asrinaldi.

Masih soal yang sama Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar Sholahudin, menilai pemasangan baliho di lokasi terdampak bencana sebagai perbuatan yang tidak etis. Ia mengatakan karna hal tersebut mengganggu pemandangan masyarakat serta mencerminkan perbuatan yang sedang ingin menebar pesona di tengah penderitaan masyarakat

Baca Juga  Hipmikimdo Kembali Adakan Bhakti Sosial di Dua Lokasi

“Secara sosiologis, ketika masyarakat sedang dilanda bencana dan penderitaan, mestinya harus ditunjukkan simpati dan empatinya dan bentuk simpati dan empati. Menurut saya yang paling riil dan penuh makna adalah dengan hadir secara langsung. Misal dengan membantu relokasi warga atau dengan menggalang dana. Tebar baliho kesannya tebar pesona, bukan simpati,” kata Umar.

Ia berpendapat semestinya pihak-pihak yang memasang baliho Puan bisa memahami situasi dan kondisi masyarakat di daerah bencana.

“Hadirnya beberapa baliho di daerah bencana menurut saya itu kurang patut dan kurang etis ketika masyarakat sedang dilanda bencana, kesedihan, penderitaan, tapi kemudian yang muncul adalah baliho-baliho yang nuansa politiknya lebih tinggi daripada nuansa kemanusiaan,” paparnya

Umar menambahkan, pemasangan baliho tersebut sangat merugikan Puan yang disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai pemimpin negara di 2024 mendatang.

“Secara politik itu sebenarnya akan merugikan Mbak Puan. Masih banyak cara yang lebih soft, simpati, dan empati bagi Puan untuk bisa memberikan perhatian kepada masyarakat korban bencana atau korban-korban yang lain, tidak dengan baliho tentunya,” pungkasnya.

Sebelumnya sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan pemasangan baliho Puan Maharani di sekitar desa terdampak erupsi Gunung Semeru sebagai bentuk semangat untuk warga.

Baca Juga  SAQI dan Penerbit Al Qur'an Al Fatih Gelar Program Berantas Buta Huruf Al Qur'an di Yayasan Tadris Al Qur'an (YATAQI) 

“Kritik yang selama ini dilontarkan kepada Puan terkait baliho tersebut adalah hal lumrah dan biasa-biasa saja,” katanya Hasto

Hanya sekedar diketahui survei Populi Center menyatakan Puan memperoleh dukungan sangat kecil sebagai calon presiden dengan 17,5 persen dukungan masyarakat. Anak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu tertinggal jauh dari rekan separtai yakni Ganjar Pranowo dengan 58,3 persen dukungan masyarakat.

Survei dilakukan Populi Center sepanjang 1-9 Desember 2021 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih lewat metode acak sederhana. Survei memiliki ambang batas kesalahan±2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara hasil survei Charta Politika menyatakan Puan harus berjuang lebih keras lagi jika ingin menjadi calon presiden. Sebab, dia hanya mendapatkan elektabilitas sebesar 0,8 persen.Lagi-lagi jauh tertinggal dari Ganjar dengan elektabilitas sebesar 25,8 persen.

Survei Charta Politika dilakukan pada 29 November sampai 6 Desember 2021. Survei ini melalui wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuesioner.

Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang sudah berusia 17 tahun dan tersebar di 34 Provinsi. Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat dengan margin of error ±2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ryn/ror)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here