Jakarta – Peneliti Utama Arus Survei Indonesia Budy Sugandi mengapresiasi sikap Andi Taufan atas pengunduran diri sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Budy Sugandi yang merupakan kandidat Doktor Luar Negeri ini sempat mengajak debat terbuka tentang polemik stafsus Andi Taufan yang menjadi perbincangan publik.
“Karena bro Andi Taufan sudah mundur, artinya tuntutanku sudah dia jawab dan dengan sendirinya ajakan debatku gugur juga. Secara pribadi saya gak punya masalah dengan dia, sebagai sesama milenial saya merasa perlu untuk saling support dan mengingatkan,” jelas Budy dalam aplikasi WhatsApp yang diterima redaksi, Jumat (24/4/2020).
“Selamat kembali berkarya sebagai pelaku startup bro Andi Taufan, semoga itu menjadi jalan dalam berkontribusi lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” lanjut Budy Sugandi.
Tak luput, dalam momentum awal Ramadhan 1441H ini, Budy juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada Andi.
“Selamat menjalankan ibadah puasa… (Budy Sugandi),” tulis Budy Sugandi mengakhiri.
Andi Taufan Garuda Putra pada hari Jumat (24/4/2020) menyatakan pengunduran dirinya sebagai staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi.
“Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden,” kata Andi Taufan dalam suratnya.
“Pengunduran diri ini semata-mata dilandasi keinginan saya yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil,” imbuhnya.
Andi mengaku mendapat banyak pelajaran berharga yang dipetik. Namun, ia juga mengaku tidak luput dari berbagai kekurangan.
“Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik,” kata dia.
Sebelum Andi, belum lama ini CEO Ruangguru Adamas Belva Delvara juga mundur dari posisi staf khusus presiden. Keputusan itu diambil usai penunjukan Ruangguru sebagai mitra program kartu pra kerja menuai polemik. Sebab, Belva dinilai sarat konflik kepentingan dengan posisinya saat itu sebagai stafsus presiden.