Timredaksi.com, Palembang – Di era digital saat ini, hoaks kerap kali menjadi momok bagi seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali bagi generasi muda yang mayoritas mendapatkan informasi dari dunia maya.
Menariknya tak semua informasi yang didapatkan oleh generasi muda di dunia maya adalah benar. Bahkan banyak berisi hoaks, teori konspirasi hingga berita palsu.
Hal ini tentu sangat berbahaya dalam penerapan di dunia nyata. Literasi media menjadi senjata untuk berpikir kritis dan memerangi hoaks. Lalu apa saja yang harus ditanamkan pada generasi muda saat menerima informasi atau konten sehingga terhindar dari hoaks?
Miss Internet Sumatera Selatan, Fatihani Nurqolbiah memberikan tips agar terhindar dari berita hoaks, ia mengatakan bahwa saat menerima konten atau informasi kita harus menggali lebih dalam darimana artikel itu bisa sampai ke kita. Meskipun informasi itu didapatkan dari lingkaran keluarga atau pertemanan maka bukan jaminan isinya fakta dan realita.
“Kita juga harus melihat tautan yang disertakan dalam informasi yang diterima, apakah valid atau tidak. Jika dari media pastikan dari media yang memiliki reputasi yang bagus,” tutur Hani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/12/2021).
Kata Hani, jika informasi tersebut tanpa sumber yang jelas maka kita harus melihat lagi kapan waktu penerbitan aslinya karena hoaks terkadang dibuat berulang-ulang sehingga sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.
“Untuk alasan tertentu hoaks memang didesain sedih, takut dan emosi berlebihan atau bahkan terkadang judul saja menipu dan tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan,” ujar mahasiswi lulusan Universitas Sriwijaya.
Hani menjelaskan, saat menerima informasi di media sosial kita harus mencari tahu siapa orang atau organisasi dari informasi yang beredar dan jangan sampai kita menyebarkan begitu saja tanpa tahu sumber serta isinya.
“Perlunya memeriksa dari berbagai sumber saat menerima informasi adalah hal yang sangat penting. Informasi yang benar biasanya tersebar di media-media yang kredibel,” jelasnya.
