Timredaksi.com – Kampung Batik Laweyan menjadi salah satu daya tarik Kota Solo. Di sentra pembuatan dan penjualan batik ini, salah satu toko, Mahkota Batik Laweyan, menyimpan keunikan tersendiri yakni membuat batik mushaf Alquran dengan menggunakan khat kudus.
Batik mushaf Alquran 30 juz ini mulai dikerjakan mulai 2016. Proses pengerjaan batik mushaf Alquran ini memang cukup lama karena dibuat dengan metode batik tulis dan hanya dikerjakan oleh satu orang pembatik.
Pengerjaan batik mushaf Alquran ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. Termasuk dalam penulisan tajwid dan tahsin.
Batik ini dibuat menggunakan bahan kain sebanyak 500 meter. Setiap halaman berukuran 115 x 95 sentimeter.
Manajer Produksi Mushaf Alquran Batik Mahkota Laweyan Solo, Muhammad Taufan Wicaksono mengatakan, karya itu dibuat untuk memberikan warna tersendiri dalam dunia perbatikan.
“Sudah berabad-abad lamanya kita belum menemukan kitab suci (Al Quran) yang ditulis dalam bentuk motif batik,” kata pria yang akrab disapa Taufan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/5/2020).
“Terus kita menginisiasi (batik mushaf Alquran). Sudah dari tahun 2016 kita membuatnya dan tahun 2020 sudah kita selesaikan 30 juz,” sambung dia.
Rencananya, batik mushaf Alquran itu akan dipamerkan dalam kegiatan Muktamar Muhammadiyah 2020. Namun, kegiatan itu tertunda karena pandemi wabah virus corona.
Taufan menyampaikan, membuat batik mushaf Alquran ini tidak sama seperti membatik motif pada umumnya. Butuh ketelitian dalam penulisan tajwid dan tahsin.
Sehingga membutuh waktu empat hari untuk dapat menyelesaikan satu lembar halaman Al Quran. Mulai dari penulisan khat hingga motif batik yang mengelilingi.
Dia mengatakan, selain untuk koleksi pribadi, batik mushaf Alquran diharapkan bisa menjadi edukasi atau pendidikan bagi masyarakat yang belum bisa membaca Alquran dan menafsirkannya.
“Kita juga mempromosikan batik Alquran ini untuk hiasan dinding, dan dekorasi rumah,” ungkap dia.
Topan menuturkan, alasan hanya satu pembatik yang dipercaya untuk menyelesaikan batik mushaf Alquran karena proses pembuatan batik ini butuh ketelitian.
“Makanya tidak kita serah terimakan ke yang lain. Hanya satu orang pembatik saja yang membuat ini. Jadi, spesial,” tutur dia.
Supaya mudah dibaca akhirnya membuat batik mushaf Alquran dengan menggunakan khat kudus.
Pengrajin yang menuliskan kitab suci umat Islam dalam lembaran batik, Sarwono atau akrab dipanggil Nano mengaku, sudah lama menggeluti kerajinan membatik.
Namun, untuk menulis batik Alquran baru ditekuni sekitar tiga tahun terakhir.
“Saya mulai membatik tahun 1980-an,” katanya.
Dia mengatakan, alasan membuat batik mushaf Alquran dengan menggunakan khat kudus agar mudah dibaca. Selain itu, cara penulisan huruf arabnya juga lebih mudah.
“Butuh waktu dua hari menyelesaikan satu lembar ayat Al Quran,” ujar Sarwono.