Dobo, Timredaksi.com – Perjalanan menuju ke Pulau Wokam, terasa sangat menarik untuk diceritakan. Pasalnya selain menikmati keindahan alam terpendam di Kabupaten Kepulauan Aru. Ada cerita unik terkait dengan putaran pilkada Kabupaten Kepulauan Aru yang tengah diperebutkan dua pasang calon.
Perkenalan dengan ibu Rodiah seorang warga Kelurahan Karangguli, Kepulauan Aru yang hendak menyeberang melalui perahu. Menarik minat kami untuk sekedar berbincang santai, mengisi waktu selama 15 menit dalam perjalanan menggunakan perahu mesin menuju Pulau Wokam.
Keramahan Rodiah dan gaya bicaranya yang cenderung ceplas-ceplos tanpa disadari membuat topik pembicaraan semakin melebar termasuk membahas isu-isu politik, terutama terkait dengan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Kepulauan Aru.
Rodiah mengungkapkan isi hatinya. Sebab menurut Rodiah meski tidak mengerti dunia politik dan tidak memiliki kedekatan secara pribadi atau merasa pernah dibantu oleh pasangan petahana tersebut. Rodiah mantap memilih pasangan “JOIN” karena hati nuraninya sebagai masyarakat Aru.
“Terus kita pernah dapat apa dari “JOIN” nggak pernah. Tapi tetap pilih “JOIN” dari hati nuraninya katong sudah pilih “JOIN”, katong mau pilih saja,” katanya ditemui di Kelurahan Karangguli, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Sabtu, (24/10/2020).
Rodiah meyakini bahwa kedapan pasangan calon Incumbent ini, bakal memberikan kesempatan untuk putra-putri asli Kabupaten Kepulauan Aru untuk “turun gelanggang” menjadi tuan di negeri sendiri. Kendati hanya lulusan SMA, namun Rodiah mampu melihat secara jernih bahwa pendidikanlah yang akan mengangkat masa depan anak-anak generasi muda Kepulauan Aru.
Pendidikan yang baik dan memberi kesempatan bagi anak-anak Kabupaten Kepulauan Aru untuk mendapatkan akses pendidikan serta memberi panggung berkarir menjadi harapan Rodiah dan sebagian besar warga Karangguli di Pulau Wokam.
“Yang paling katong harapkan, agar generasi anak pribumi bisa dapat sekolah toh, jadi seng jadi penonton. Intinya dari wawasan juga harus keluar anak-anak Aru ini harus melihat dunia luar. Kita yang nggak sekolah saja tapi pernah merantau pasti punya wawasan. Pasti tahu cara kerjanya seperti apa? Kalau pengen maju, kita harus mencontoh tempat lain yang baik-baiknya,” paparnya.
Harapan Rodiah menjadi harapan sebagian penduduk Kepulauan Aru, Mereka ingin ke depan warga Asli aru tidak hanya menjadi penonton akan tetapi ikut bergabung bahu-membahu membangun Kabupaten Kepulauan Aru dan sebisa mungkin menjadi trendsetter di bidang pendidikan dan kesehatan. Melalui program pemantapan sumber daya manusia yang menjadi program prioritas pasangan Johan-Muin untuk 5 tahun ke depan.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Aru dari Fraksi Partai PKPI, Renno Djabumir mengatakan jika masyarakat memberikan kesempatan untuk pasangan “JOIN” terpilih kembali. Maka sangat bagus dampaknya untuk memajukan sumber daya manusia di Kepulauan Aru. Upaya membangun sumber daya manusia bukan baru mau dimulai, melainkan sudah berjalan selama 5 tahun dan akan lebih mantap jika program tersebut dilanjutkan.
“Setiap tempat bisa maju kalau sumber daya manusianya baik. Katong yakin 2 sampai 3 tahun kedepan ketika anak-anak Aru sudah menyelesaikan pendidikannya. Kita sudah punya modal SDM untuk memajukan Kabupaten Aru,” Katanya.[]