Jakarta, Timredaksi.com – Menteri Agama Fachrul Razi hari ini meresmikan penggunaan gedung Raudah Asrama Haji Antara Kupang, NTT. Menag berharap keberadaan gedung baru ini akan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap jemaah. Lebih dari itu, asrama haji bisa dioptimalkan dalam penguatan kerukunan dan toleransi.
“Tersedianya asrama haji yang berkualitas, memenuhi standar, aman, dan nyaman, penting untuk mendukung pelayanan kita bagi jemaah haji,” ungkap Menag di Kupang, NTT, Jumat (27/11).
Hadir dalam kesempatan ini Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi. Ikut mendampingi Menag, Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Oman Fathurahman, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, dan Kakanwil Kemenag NTT Sarman Marselinus.
“Saya minta agar Kanwil Kementerian Agama Provinsi selaku pengelola, membuat asrama haji mengambil peran penguatan kerukunan dan toleransi,” tutur Menag.
Menag mengapresiasi kebijakan Kanwil Kemenag NTT yang telah memanfaatkan asrama haji Kupang sebagai asrama bagi mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang sedang kuliah di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) NTT. Mereka adalah para penerima beasiswa Kementerian Agama dalam program ‘Kita Cinta Papua’.
Menurut Menag, kebijakan itu menjadi wujud nyata dari upaya menguatkan kohesi sosial di NTT. Menag menilai, toleransi dan kerukunan sangat penting untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Asrama haji bisa menjadi salah satu komponen atau sarana yang tidak hanya dimanfaatkan untuk pelayanan kepada jemaah haji dan umrah, tapi juga bagi masyarakat NTT secara luas,” tandasnya.
Kasi Urais Binsyar Jamaluddin Malik yang juga PPK Pembangunan Asrama Haji Antara Kupang melaporkan bahwa gedung yang baru diresmikan Menag dibangun dengan fasilitas setara bintang tiga. Gedung asrama haji NTT berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektare, memilki kapasitas 42 kamar dengan 168 bed. Setiap kamar pada gedung tiga tingkat ini dapat diisi empat orang.
Selain meresmikan gedung asrama haji, dalam kunjungan kerja ke NTT, Menag juga meresmikan perubahan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN), menyapa mahasiswa penerima beasiswa Kita Cinta Papua, serta bertemu dengan tokoh lintas agama. (Ham)