Jakarta, Timredaksi.com – Seorang perempuan muslim blasteran Yordania-Amerika dikeluarkan dari penerbangan American Airlines tujuan Charlotte di bandara Newark. Katanya, dia telah membuat penumpang lain tidak nyaman.
Penumpang perempuan itu Amani Al Khatatbeh. Dia seorang aktivis dan blogger dari New Jersey, yang juga mencalonkan diri untuk Kongres tahun ini.
Saat sudah berada di pesawat, dia diminta untuk meninggalkan bangkunya. Dia juga ditahan selama enam jam sebelum dibebaskan.
Wanita itu mengatakan bahwa penumpang tersebut menyebut dia membuatnya “tidak nyaman”. Saksi mata mengatakan petugas mendatangi Amani dan menangkapnya.
Amani menceritakan pengalaman itu media sosial dan menggambarkannya sebagai insiden rasis. Lewat video, Aman mengklaim bahwa dia diusir secara tidak adil dari penerbangan American Airlines setelah penumpang di kelas satu melecehkannya.
“Mereka mempercayai kata-katanya untuk itu. Mereka benar-benar datang untuk menyingkirkannya alih-alih menyingkirkan kami berdua, misalnya, atau menyingkirkannya,” katanya.
Amani mengatakan cekcok dengan pria itu dimulai sejak di pemeriksaan keamanan TSA. Waktu itu, si penumpang pria tersebut memotong antreannya.
“Seorang pria kulit putih di belakangku memotong antrean karena aku sedang membuka sepatu. Saat saya bilang, dia bisa menunggu seperti penumpang lainnya, dia kemudian bilang kalau dia sudah ‘pre check’ dan ‘first class’,” ujarnya.
Amani kemudian mengaku menaruh barang-barangnya di depan dia dan langsung menuju metal detektor. Tidak jelas bagaimana kejadian berikutnya terjadi namun, mengutip Independen, saat Amani sudah masuk di kabin, dia diminta untuk meninggalkan pesawat.
Polisi Otoritas Pelabuhan mengatakan Amani ditangkap dan didakwa karena masuk tanpa izin dan menunda transportasi. American Airlines sedang menyelidiki insiden tersebut.
Amani Al Khatatbeh sendiri dikenal sebagai sosok pendiri situs MuslimGirl.com, sebuah situs beraudiens global yang berisi konten di antaranya tentang bagaimana rasanya menjadi satu-satunya perempuan berhijab di kelas kickboxing, menawarkan tips kecantikan dan cerita tentang remaja yang memerangi Islamofobia.
Seperti halnya orang Islam lain di Amerika, dia juga terimbas efek dari insiden 2 pesawat menabrak menara World Trade Center dalam peristiwa 9/11. Setelah insiden tersebut dia mengalami intimidasi. Orang-orang melemparkan telur ke rumahnya dan mencabik-cabik ban mobil ibunya. Keluarganya menghadapi serangan. Untuk sementara waktu, ayahnya memindahkan mereka ke Yordania.
Ketika kembali ke Amerika Serikat, dia mulai mengenakan jilbab untuk menantang gelombang antimuslim yang meningkat. “Saya kehilangan banyak teman, orang-orang mulai memperlakukan saya berbeda,” katanya. Tapi dia juga menjadi duta atas keimanannya. Para siswa, bahkan guru, menghentikannya di sekolah dan bertanya tentang Alquran dan Islam.
“Saya harus belajar sebanyak mungkin tentang agama saya, seluk-beluknya, apa yang dimaksud dengan Islamofobia, sehingga saya bisa mengerti bagaimana cara meresponsnya,” paparnya lebih lanjut.
Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa jika orang-orang di sekitarnya memiliki sejumlah pertanyaan tentang agamanya, begitu pula banyak orang lain.
Dia mulai berkreasi dengan blognya pada usia 17 tahun dengan bantuan dari teman-teman di masjid lokal di daerahnya. Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan untuk blognya ini masih digerakkan secara akar rumput.
Adik laki-lakinya, Ameer, seorang mahasiswa jurnalisme di Universitas Rutgers, membantu di bidang komunikasi situs web itu. Meskipun situs web tersebut membayar sekelompok editor, sebagian besar artikel ditulis oleh relawan perempuan muslim.
“Saya sangat bangga akan hal itu, karena satu hal yang dilakukan MuslimGirl.com adalah kita menarik perhatian kaum muda. Mereka ingin masuk, dan mereka mau untuk mempelajari lebih lanjut tentang Islam dengan cara kami membawakannya di sana. Kami selalu mengatakan bahwa bahasa kami adalah bahasa milenial,” ujar Amani Al Khatatbeh. (Ham/S:Detik.com)