Jakarta_timredaksi com–Anggota komisi II DPR RI Guspardi Gaus merasa geram dengan pernyataan Prof Budi Santoso Purwokartiko yang merupakan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan postingannya di media sosial yang menyebut mahasiswi yang menggunakan penutup kepala sebagai manusia ala gurun.
Hal tersebut merupakan respon Guspardi (Hi.GG_sapaan akrab_red) menanggapi adanya unggahan Prof. Budi Santosa itu menceritakan pengalamannya serta saat mewawancarai mahasiswa yang mengikuti program Dikti (LPDP) ke luar negeri.
“Diksi ini dinilai cenderung merendahkan perempuan yang memakai penutup kepala (hijab) yang dikesankan sebagai manusia gurun yang terbelakang,” ujar Politisi PAN ini saat dimintai pendapatnya oleh awak media Rabu (4/5)
Kalimat yang disinggung Prof. Budi Santoso sebagai berikut : “Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun”.
Anggota komisi II DPR RI menuturkan bahwa Prof Budi lupa atau tidak mau mengakui fakta bahwa wanita muslimah yang mempunyai prestasi akademik yang moncer dan bekerja di perusahaan besar.
Dirinya mencontohkan seorang Diaspora Indonesia (Ars Vita), perempuan muda berjilbab yang berhasil menembus pendidikan di dua Universitas bergengsi di Amerika serikat. Dan sekarang bekerja di perusahaan “SpaceX” milik Ellon Musk orang terkaya dunia.
Walaupun dihadapkan dengan perbedaan budaya, serta statusnya sebagai wanita Muslim, kata Hi. GG, Ars Vita berani melawan diskriminasi hijab serta membuktikan wanita berjilab berhasil menggapai posisi penting diperusahaan raksasa teknologi yang didominasi laki-laki.
“Sungguh prestasi yang membanggakan,” ulas Guspardi yang juga merupakan Ketua MPPM ICMI ini
Akibat penyataan yang di bagikan di akun facebook-nya, Prof Budi mendapat reaksi dan kecaman dari berbagai kalangan seperti dalam percakapan netizen dengan nada marah menempatkan sindiran rektor ITK itu masuk top trending Twitter pada Sabtu, (30/4) ini.
Pembicaraan unggahan Rektor ITK mencapai 5.309 cuitan. Karena narasi yang disampaikan oleh Prof Budi dinilai secara tidak langsung telah melecehkan perempuan.
Tidak hanya sekedar itu, semakin problematik ketika Prof Budi juga menuliskan kalimat yang dinilai bernada rasis dengan mengatakan mahasiswa yang diwawancarainya otaknya benar-benar open minded dengan
“Mencari tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US dan bukan ke negara yang “orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi. Sugguh ironis dan picik sekali logika berfikir Prof. Budi yang juga rektor ITK.” tegasnya Hi. GG
Lebih lanjut Legislator asal Sumbar mengatakan, disaat dunia internasional melalui sidang Umum PBB menyerukan penguatan upaya internasional guna mendukung dialog global yang mempromosikan budaya toleransi dan perdamaian, berlandaskan pada penghargaan terhadap HAM dan keberagaman beragama dan berkeyakinan. PBB juga telah menyepakati tanggal 15 Mei hari International melawan Islamophobia.
“Seorang yang bergelar Profesor malah memperlihatkan sikap Islamphobia. Sikap ini mencerminkan bentuk akumulasi kebencian kepada Islam (Islamphobia) yang di kemas dalam diksi yang ditulis hanya berdasarkan secuil pengalaman subjektif dalam mewawancari para mahasiswa/i yang mengikuti program LPDP,” tuturnya
Anggota Baleg itu meminta kepada Direktur LPDP segera mengambil tindakan dengan memecat Prof Budi Santosa sebagai tim penguji /pewawancara program LPDP itu.
“Selanjutnya supaya diproses hukum karena bertindak rasis menghina dan melecehkan wanita berhijab serta ajaran Islam. Bagaimanapun sebagai pejabat publik dari lembaga akademis semestinya menjunjung tinggi dan merefleksikan ‘academic attitude’ dan ‘mindset’. Ditambah lagi dia begelar Profesor, tentu apa yang dilakukannya, publik jadi meragukan integritas, kapasitas dan kapabilitasnya,” ungkapnya
“Kepada mahasiswi muslimah yang memakai kerudung/hijab tetaplah konsisten dengan memakai penutup kepala, karena itu adalah anjuran agama Islam. Dan jadikan kisah sukses Ars Visa Diaspora Indonesia yang berjilbab menjadi insprirasi dan sindiran oleh seorang bergelar Profesor itu sebagai motivasi dan memacu semangat untuk dapat membuktikan wanita muslimah itu dapat berprestasi dan berbuat untuk kepentingan bangsa, negara dan Agama,” sambung Hi. GG
Sebelumya, pernyataan kontroversial pria bernama Budi Santoso Purwokartiko yang menyebut ‘Mahasiswi Menutup Kepala Ala Manusia Gurun’. Hal itu ditulis dalam akun facebook miliknya pada Rabu (27/4/2022).
Ternyata pria tersebut berprofesi sebagai rektor di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan bergelar profesor. Ia menulis sebuah cerita saat ia melakukan seleksi terhadap beberapa mahasiswa yang akan melakukan seleksi beasiswa LDPD.