NewsPendidikan

Polemik Ucapan Natal, Begini Kata Wamenag

822
×

Polemik Ucapan Natal, Begini Kata Wamenag

Share this article

Timredaksi.com – Sehubungan dengan adanya polemik terkait dengan boleh tidaknya umat Islam memberikan ucapan Selamat Natal kepada saudara-saudara yang beragama Kristiani, maka saya sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat dan sebagai Wakil Menteri Agama perlu memberikan penjelasan sebagai berikut :

Bahwa ada perbedaan pandangan para ulama dalam menilai masalah ucapan Selamat Natal, sebagian ulama ada yang melarang dan sebagiannya lagi membolehkan. MUI Pusat sendiri belum pernah mengeluarkan ketetapan fatwa tentang hukumnya memberikan tahniah atau ucapan Selamat Natal kepada umat Kristiani yang merayakannya, sehingga MUI mengembalikan masalah ini kepada umat Islam untuk mengikuti pendapat ulama yang sudah ada sesuai dengan keyakinannya.

Saya menghormati pendapat ulama yang menyatakan bahwa mengucapkan selamat Natal itu hukumnya haram atau dilarang oleh agama. Hal itu didasarkan pada argumentasi bahwa mengucapkan selamat natal itu bagian dari keyakinan agamanya.

Begitu juga sebaliknya saya menghormati pendapat ulama yang menyatakan bahwa mengucapkan selamat natal itu hukumnya mubah atau boleh dan tidak dilarang oleh agama, karena didasarkan pada argumentasi bahwa hal itu bukan bagian dari keyakinan agama tetapi sebatas memberikan penghormatan atas dasar hubungan kekerabatan, kekeluargaan, dan relasi antarumat manusia.

Baca Juga  Menag Tinjau Dapur Katering Jamaah Haji Indonesia di Madinah

Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk arif dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut dan tidak menjadikan polemik yang justru dapat mengganggu kerukunan dan harmoni hubungan interen maupun antarumat beragama.

Sebaiknya kita mengembalikan masalah ini kepada keyakinan kita masing-masing dengan tidak saling menyalahkan bahkan mengafirkan.

Sebagai sesama anak bangsa marilah kita terus menjaga dan memelihara kerukunan dan persaudaraan ( ukhuwah) diantara kita semuanya. Baik persaudaraan keislaman (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan atas dasar kemanusiaan (ukhuwah basyariyah) maupun persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah) . Demi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, dan damai.

(Salsa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *