Jakarta – Timredaksi.com, Dari zaman ke zaman tradisi ngabuburit menjelang maghrib bulan ramadhan yang biasa di lakukan oleh masyarakat untuk kali ini berbeda dengan ramadhan ramadhan sebelumnya,karna ramadhan kali ini indonesia sedang prihatin dampak Pandemi Covid-19.
Pesantren RI-1 berbagi sembako dan takjil di awal hari jumat ramadhan ini, menurut habib Abu Djibril Basyaiban selaku Pembina Pesantren RI-1, tiada seorang pun yang mengetahui kualitas puasa orang lain, karenanya kita sendiri tidak mengetahui kalau ada orang lain menipu kita dengan mengaku bahwa dia berpuasa, karena saking rahasianya ibadah puasa, maka Allah menyediakan pahala yang sangat besar untuk mereka yang berpuasa, terlepas dari kejujuran atau penipuan, Islam menganjurkan kita untuk berbagi takjil baik makanan maupun minuman.
Hal ini merupakan salah satu bentuk kebaikan terhadap orang-orang yang berpuasa, Allah SWT menjanjikan pahala yang luar biasa begi mereka yang berbagi Takjil, Pembina Pesantren RI1 Habib Abu Djibril Basyaiban mengutip dalam kitab Busyral Karim sebagai berikut.
و يسن تفطير الصائمين ولو بتمرة أو بشربة، وبعشاء أفضل لخبر “من فطّر صائما فله مثل أجره ولا ينقص من أجر الصائم شئ” ولو تعاطى الصائم ما يبطل ثوابه لم يبطل أجره لمن فطّره
Artinya, “Orang yang berpuasa disunahkan berbagi sesuatu dengan orang lain untuk buka puasanya meskipun hanya sebutir kurma atau seteguk air,Kalau dengan makan malam, tentu lebih utama berdasar pada hadits Rosululloh SAW Beliau bersabda, ‘Siapa yang berbagi takjil kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala puasa tanpa mengurangi pahala puasa orang yang ditraktir takjil.
Kalau selagi berpuasa tadi orang yang ditraktir melakukan hal-hal yang membatalkan pahala puasanya seperti berbuat ghibah, menghasut orang lain, berdusta, memalsukan kesaksian, atau tindakan tercela lainnya, maka semua itu tidak berpengaruh pada pahala orang yang mentraktirnya.
Menurut Habib Abu djibril Basyaiban Keterangan di atas menunjukkan kuatnya anjuran untuk berbagi saat berbuka puasa, Anjuran ini sama sekali terlepas dari bagaimana kualitas puasa orang yang menjadi partner berbagi. Untuk itu kita juga dituntut untuk berbaik sangka terhadap orang lain. (MPRI-RED)