FeaturedKesehatan

PEMBANGUNAN DAN DERITA RAKYAT

395
×

PEMBANGUNAN DAN DERITA RAKYAT

Share this article

Pembangunan Dan Derita Rakyat

Oleh : Farkhan Evendi Ketum DPN Bintang Muda Indonesia

Pembangunan di negeri ini yang dilakukan oleh para pemimpin yang berasal dari bandit bukan sekedar menghasilkan pembangunan yang di utuhkan oleh rakyat, namun justru menimbulkan derita bagi rakyat. Bila pemimpin berasal dari bandit maka akan menggunakan cara kekerasan dalam melaksanakan hasratnya dan mengabaikan derita rakyat.

Inilah gambaran yang terjadi di Wadas Purworejo yang baru-baru ini terjadi gejolak dan penderitaan pada rakyat. Bukan hanya di Wadas, di wilayah lain seperti di Jakarta juga tak luput dari ganasnya para bandit, khususnya pada masa Ahok yang kala itu melakukan penggusuran paksa kepada warga, serta beberapa gambaran daerah lainnya yang menyisakan luka bagi warga.

Pemimpin yang berasal dari bandit ataupun sebutan lainnya yang kini melekat padanya seperti juga Boneka atau kita kasih huruf besar SEMATA-MATA BONEKA dari cukong.

Cukong rela membayar segalanya untuk mewujudkan ambisinya termasuk dengan cara kasar merebut kekuasaan baik dengan money politik maupun melakukan kecurangan dan lainnya asalkan menang dalam medan perang.

Kini bersama-sama kita saksikan telah nampak kerusakan akibat pemimpin ciptaan atau boneka dari para syetan oligharki.

Sebagian gerakan mudah dibeli dengan CSR ala kadarnya sebagian lagi melawan dan dihadapi dengan kekerasan dengan senjata dan pagar betis yang dibeli pakai uang rakyat.

Ambisi memimpin membuat mereka tak peduli dengan jeritan rakyat asal cukong senang dan anggaran keamanan besar membuat mereka tanpa ampun menghabisi rakyat dengan tangan aparat yang sejatinya mereka berasal dari rakyat juga.

Bukan saja alam maka sawah pun yang jadi tempat penghidupan kian menyempit

Lagu Ibu Pertiwi menjadi semakin relevan dengan kondisi saat ini. Begitu juga dengan beberapa kalimat Soekarno menjadi relevan dengan kondisi sekarang seperti pentingnya menjaga alam untuk anak cucu namun tak digubris oleh gubernur yang Soekarnois dan perjuangan kedepan akan semakin berat karena melawan bangsa sendiri.

Baca Juga  Gurihnya Berdagang Pengaruh, Bisnis Aman nan 'Menjanjikan'

Pemimpin berlumuran darah untuk menyenangkan cukong yang menjamin semakin hebatnya karir kekuasaan mereka. Sedang rakyat yang amat bergantung pada ladang mereka, sawah mereka dan kehidupan mereka makin tragis nasibnya.

Kasus di Jombang misalkan memang ada ganti untung tapi hanya memberi keuntungan sementara karena hidup tak hanya hari ini sedang selama ini mereka tadinya bergantung pada alam yang diserahkan pada pihak perusahaan yang tadinya bukan saja memberi ganti untung tapi juga janji sorga bahwa anak cucu mereka akan dipekerjakan di tempat mereka.

Tumpuan rakyat pada negara kian lemah, masih untung ada LBH atau tokoh yang menyuarakan nasib mereka sementara elite negeri kian tutup mata malah rajin menebar fitnah ke penentang dengan kebencian dan kezaliman.

Tambang adalah hal vital dibalik segala bentuk kebijakan penguasa dan soal tambang menjadi pembuka mata rakyat siapa sebenarnya pemimpin yang ada didepan mereka

Seperti Jawa tengah misalkan bukan saja mencuatkan sifat sebenarnya Ganjar tapi juga menegaskan bahwa mafia tambang sesungguhnya menjadi bandar Ganjar.

Alam kian tergerus, pembangunan yang menguntungkan elite jalan terus, menteri lingkungan hidup dan menteri keuangan sibuk membully yang menolak pembangunan, menteri yang mengurus soal keamanan jadi kepala satpam yang membela kekerasan pada kasus Wadas.

Rakyat tambah sengsara, politisi tambah kaya dan berkuasa, mafia tambang jadi bos di republik ini yang bisa memerintah bonekanya sesuka hati.

Apakah kita terus membiarkan orang-orang peliharaan cukong terus ongkang-ongkang kaki di tampuk kekuasaan sembari jadi satpam dan boneka mafia tambang yang kian berani dan brutal merusak kehidupan rakyat?

Baca Juga  POLEMIK PUPUK BERSUBSIDI

Apakah negara pancasila menjadi negara yang sebenarnya atau perusahaan yang dikuasai segelintir orang berduit dimana pemimpin dan aparat dijadikan karyawan?

Sekali lagi kita harus menyempurnakan rukun perlawanan kepada mereka dan rukun perlawanan yang utama adalah perlawanan yang makin meluas dan berlipat ganda.

Kita perlu wiji tukul- wiji tukul, perlu tan malaka-tan malaka, perlu munir-munir, yang makin meluaska alarm perlawanan terhadap para pemimpin Gadungan.

Diktator-diktator garang itu memperlakukan rakyat lebih kejam daripada penjajah

Kalau kita boleh sebut nama mereka yang merusak kehidupan rakyat atas nama pembangunan mereka adalah Ganjar, menteri lingkungan hidup Siti Nurbaya, Sri Mulyani, Prabowo Soebianto, Sandiaga Uno, Ahok/Basuki Tjahya Purnama dan banyak lagi.

Merekalah yang pantas mendapatkan pesangon dari bos mereka yaitu para cukong untuk semakin semangat melayani barisan pengusaha benalu menjelang satu abad NKRI.

Mereka adalah para pemimpin budeg alias bebal terhadap segala perlawanan rakyat mulai demonstrasi, perlawanan, air mata dan seterusnya.

Ganjar dan sejenisnya cocoknya kita lepas saja telinganya jika tak mampu mendengar jeritan amanat penderitaan rakyat

Kalau Ganjar dan sejenisnya masih sempat melucu di medsos ketahuilah itulah kebahagiaan mereka disaat pundi-pundi keuntungan masuk ke kantong mereka meski rakyat menangis menjerit

Wadas adalah undangan perlawanan semesta bagi langkah kita menentang penindasan demi pembangunan ala bandit dan sejatinya mereka komprador nasib rakyat harus kita lempari terus dengan perlawanan dan perhitungan keras

Rakyat harus membangun pagar betis dan menyeret mereka ke pengadilan HAM internasional terlebih isu lingkungan sangat disorot internasional

Siapkan diri kita untuk terus berkonfrontasi dengan budak-budak mafia tambang itu.

Siapkan diri kita untuk terus berusaha mengganggu telinga mereka dan membuat mereka tak bisa tidur nyenyak diatas bantal yang berisi pundi-pundi keuntungan dari para majikannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *