Jakarta_Timredaksi-com–Para pengusaha sewa lahan Cold Storage dan para pengusaha gudang penunjang nelayan MBC Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zachaman (PPSNZ) Muara Baru Jakarta, kembali mengukap besaran tarif sewa lahan Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo).
Melihat uang masuk pihak pengelola Pelabuhan PSNZ Muara Baru Perum Perindo/Perinus belum memberikan kontribusi serta andil dalam penagan persoalan mulai Banjir Rob, Rusak beratnya akses jalan, serta banyaknya drenase tertutup akibat lahan alih pungsi.
“Jadi banyak sekali uang masuk di pelabuhan. Kalau kita mau kompak minta pelayan atau pasilitas tentu itu hak dari penyewa. Tapi nampaknya kalau masalah fasilitas jalan atau yang lainya sudah jelas Perindo seharusnya ikut andil utama dalam penanganan masalah pelabuhan muara baru,” kata penyewa lahan gudang Cold Storage yang tak mau dibulikasikan namanya, Sabtu 4/6/2022.
Besarnya uang didapat dari para penyewa lahan menurutnya tidak sebanding dengan pelayanan pengelola pelabuhan (Perum Perindo_red). Apa lagi baru-baru ini kalangan pengusaha dibebankan untuk memperbaiki jalan dengan urunan/swadaya memperbaiki jalan disekitar.
“Dimana Perum Petindo? Sudah lama kalau mau saya katakan andil perusahan perum seperi apa? Jadi kalau kita asumsikan satu perusahan saya aja 7 miliar dikalikan saja 150 perusahan berapa jumlah uangnya. Kita ambil kecilnya luas 2.500 kali harga kemudian dikalikan jumlah seluruh perusahan penyewa lahan apa gak luar biasa,” ungkapnya
Masih persolan yang sama Suhari menyampaikan bahwa Pelabuhan PSNZ Muara Baru sudah banyak alih pungsi sehingga banyak gudung lahan yang dibangun sehingga menyebabkan tertutupnya saluran drenase.
“Sebetulnya dari dulu kalau kita mebicarakan soal pelabuhan kebanyakan sudah alih pungsi. Karena itu banyak saluran got tertutup, airnya meluber kemana-mana ya kan coba dilihat MBC air selokan kemana. Coba kalau pengelola memikirkan dampak lingkungan mukmin tidak seburuk ini pelabuhan,” kata Suhari.
“Kalau masalah besaran uang yang masuk tidak bisa terhitung banyak sekali pak. Tapi kalau pelayan mereka sudah bertahun-tahun tidak ada. Jadi pertanyaan kita uang masuk besar ni… sementara tidak memikirkan pelayan para penyewa atau tidak ada sama sekali pelayan nah jadi kemana tuh uangnya,” ungkapnya
Semetara Direktur utama Perum Pusat Sigit Muhartono belum bisa memberikan keterangan persoalan keluhan para pengusaha di pelabuhan Muara Baru itu. Meski Timredaksi.com sudah bertemu dikonfirmasi di DPR RI Nusantara’ V depan ruang komisi IV Sigit belum bisa bicara menanggapi banyaknya persoalan di pelabuhan tersebut.
Pertanyaan yang disampaikan terkai banyak mengeluhkan pelayan pemberi jasa, perusahaan Perindo/Perinus, dikarenakan tidak ada perhatian. Perindo/Perinus hanya mengeruk uang saja, tanpa ada pelayanannya terhadap penguna jasa! “Nanti saya arahkan ke sektaris saya aja, saya buru-buru ada lagi hal yang penting,” kata Sigit depan pintu ruang komisi IV DPR RI
Sementara wakil seketaris Perum Perindo Pusat Boyke Andreas tanggal 25/5/2022 menyampaikan dalam tulis pesan WhatsApp akan menjawab banyaknya persoalan yang ada Perusahaan tersebut. “Ok pak minggu ini. Kita atur waktu. Saat ini sy masih meting dengan kementrian,” kata tulis Boyke
Sekedar diketahui tarif biaya sewa satu perusahaan penyewa mengeluarkan Biaya Pembagunan, Biaya Layanan serta administrasi perubahan status.
I. Development Cherge Tarif Rp.97.300,- x Luas 3.500 x 20 tahun Rp.6.811.000.000. PPN10% Rp.681.100.000 Sub Totoal Rp.7.492.100.000. II. Service Charge Rp.8.000 x luas 3.500 x 1Tahun Rp.28.000.000. PPN10% Rp.2.800.000. Sub Total Jumlah = Rp.30.800.000. III. Adm perubahan status sewa tanah Non HGB menjadi HGB 1% NJOP 6.963.000 x Luas 3.500 Jumlah = 243.705.000. PPN Rp.24.370.500. Sub Total Rp.268.075.500.
Total jumlah biaya dibebankan ke satu perusahan penguna jasa (penyewa gudang cold storage_red) Rp.7.082.705.000 pajak Rp.708.270.500. (ror)