Timredaksi.com – Sebentar lagi Umat Islam sedunia, termasuk di Indonesia akan menjalani ibadah puasa Ramadan di tengah ancaman wabah corona (COVID-19). Untuk menghindari penyebaran wabah COVID-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan melaksanakan kegiatan yang aman selama Ramadan. Berikut pedoman dari WHO untuk Muslim saat Ramadhan, dilansir di Gulf News, Ahad (19/4).
WHO meminta otoritas di setiap negara mempertimbangkan secara serius upaya membatasi, bahkan membatalkan pertemuan sosial dan keagamaan di tengah wabah COVID-19. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan keputusan apa pun untuk membatasi, memodifikasi, menunda, serta membatalkan pertemuan massal. Jika pun tetap melanjutkan pertemuan, WHO mengingatkan agar otoritas negara setempat menerapkan prosedur yang ketat dengan mengacu pada standar penilaian risiko COVID-19.
Tak lupa, WHO meminta pemerintah melibatkan para pemuka agama sejak awal dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat secara aktif terlibat mengomunikasikan keputusan apa pun yang mempengaruhi peristiwa yang berhubungan dengan Ramadan.
Berikut ini pertimbangan WHO secara menyeluruh terkait COVID-19 dalam konteks pelaksanaan ibadah Ramadan.
- Selalu menjaga jarak fisik (physical distancing)dan mempertahankan jarak setidaknya 1 meter dengan orang terdekat.
- Menggunakan salam untuk menghindari kontak fisik. Salam yang dipakai setidaknya disetujui dari sisi budaya dan agama, seperti melambaikan tangan, mengangguk, atau menempatkan tangan di atas dada.
- Menghentikan kegiatan berkumpul terkait aktivitas Ramadan, termasuk di pasar dan toko.
- Pertimbangkan untuk mengadakan acara di luar ruangan apabila memungkinkan. Jika tidak, pastikan venue dalam ruangan sudah memadai dari sisi ventilasi dan aliran udara.
- Persingkat durasi acara untuk membatasi potensi penyebaran COVID-19.
- Mematuhi jaga jarak di antara peserta, ketika duduk dan berdiri, termasuk ketika berdoa, salat, melakukan wudhu.
- Mengatur jumlah dan aliran orang yang keluar-masuk ruang ibadah, situs ziarah, atau tempat lain untuk memastikan keamanan dan jaga jarak.
- Memastikan fasilitas cuci tangan memadai dilengkapi dengan sabun dan air serta menyediakan hand sanitizer di pintu masuk dan di dalam masjid.
- Mendorong penggunaan sajadah pribadi.
- Menyediakan tampilan visual/papan pengumuman berupa anjuran untuk jaga jarak, kebersihan tangan, etika pernapasan, dan pesan umum tentang pencegahan COVID-19.
- Membersihkan secara rutin tempat di mana orang-orang berkumpul sebelum dan sesudah di setiap acara, menggunakan deterjen dan disinfektan.
- Selalu membersihkan benda yang sering disentuh dengan deterjen dan disinfektan, seperti gagang pintu, sakelar lampu, dan pegangan tangga.
- Saat mendistribusikan sedekah maupun zakat selama Ramadan ini, harus mempertimbangkan jaga jarak.
- Untuk menghindari pertemuan yang ramai terkait jamuan buka puasa, maka pertimbangkan untuk menggunakan paket kotak makanan.
- Tidak ada penelitian tentang puasa dan risiko infeksi COVID-19. Orang sehat harus bisa berpuasa selama Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya, sedangkan pasien COVID-19 dapat mempertimbangkan kemudahan untuk berbuka puasa, yang tentunya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter dan pemuka agama.
- Nutrisi dan hidrasi yang tepat sangat penting selama bulan Ramadan. Orang harus makan berbagai jenis makanan bergizi dan segar yang tidak diolah setiap hari dan banyak minum air putih.
- Penggunaan tembakau tidak disarankan dalam situasi apa pun, terutama selama Ramadan dan pandemi COVID-19. Perokok yang sudah mengidap penyakit paru-paru, atau berkurang kapasitas paru-parunya, sangat rentan terhadap risiko serius COVID-19. Saat merokok, jari-jari (dan mungkin rokok yang terkontaminasi) menyentuh bibir, yang meningkatkan kemungkinan virus memasuki sistem saluran pernapasan.