Timredaksi.com – Kementerian Urusan Islam Saudi mengumumkan bahwa pembangunan masjid Raja Salman yang sedang dibangun di ibukota Male, Maladewa yang didanai oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk sementara dihentikan. Selasa (14/4/20).
Dilansir dari The Edition, Jumat (17/4/20), Sebelumnya pihak kementerian telah mengumumkan pada bulan Maret bahwa peresmian Masjid Raja Salman di bulan Ramadan yang menurut kalender akan dimulai pada hari Jumat minggu depan.
Namun, Juru Bicara Kementerian Islam, Ismail Afrah membenarkan bahwa pekerjaan di masjid itu ditunda karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Awalnya dijadwalkan dibuka untuk publik pada bulan Juli 2019, masjid itu ditunda oleh kontraktor karena kesulitan dalam mendapatkan dana yang diperlukan. Perusahaan Turki Alke-Turmaks, yang mengembangkan Tree Top Hospital di pinggiran kota Hulhumale ‘yang direklamasi, sedang membangun masjid dengan anggaran USD 24 juta (MVR 370 juta).
Masjid ini akan menjadi masjid terbesar di Negara Maladewa, yang akan mampu menampung 6.000 jamaah. Masjid King Salman terdiri dari aula serbaguna, perpustakaan, Pusat Al-Quran, ruang kelas dan ruang pertemuan. Masjid ini sepenuhnya didanai oleh Kerajaan Saudi.
Pekerjaan di Masjid Raja Salman dimulai pada pemerintahan mantan Presiden Abdulla Yameen Abdul Gayoom.
Sebagai tindakan pencegahan untuk menahan penyebaran COVID-19, negara Maladewa telah menghentikan salat berjamaah dan salat Jumat di masjid-masjid ibukota Male.
Maladewa mengkonfirmasi 21 orang positif terinfeksi COVID-19 dengan total 16 orang pulih dan 5 orang masih dalam perawatan.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mengklasifikasikan penyebaran COVID-19 sebagai pandemi global. Virus corona baru telah menginfeksi lebih dari dua juta orang dan merenggut lebih dari 126.753 nyawa di seluruh dunia dan lebih dari 484.573 orang telah pulih.