Jakarta – Sektor pariwista menjadi salah satu sektor yang merasakan betul imbas pandemi virus corona (covid-19) . Kekhawatiran orang akan tertular virus corona menyebabkan banyak pihak menangguhkan rencana perjalanan, termasuk rencana kunjungan para wisatawan ke berbagai destinasi. Namun, kini sejumlah pariwisata Indonesia maupun mancanegara dibuka kembali dengan memasuki masa new normal dan sesuai dengan protocol kesehatan.
Ketua Umum Forum Travel Partner Indonesia (FTPI) H. Edy Hamdi menyampaikan bahwa FTPI mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata yang terpukul berat akibat pandemi covid-19 di masa new normal. Dalam masa new normal, diharapkan semua pihak senantiasa mengikuti protokol kesehatan demi keselamatan bersama.
“Di masa new normal beberapa pariwisata di Indonesia mulai buka, wisata yang berbasis alam sangat cocok saat ini dilakukan. Mungkin wisata inbound di Indonesia akan semakin mikro pada tempat yang jaraknya 2 atau 3 hari dan jumlah rombongan juga kecil. Dalam menghadapi situasi saat ini, ikuti protokol kesehatan, seperti pakai masker, jaga jarak atau hindari kerumunan yang berlebihan, asuransi perjalanan juga perlu dipersiapkan,” demikian diungkapkan H. Edy Hamdi di Jakarta, Minggu (21/6/2020) usai acara silaturahmi seluruh jajaran FTPI.
Selain inbound, pariwisata out bound khususnya perjalanan umrah dan haji juga terkena dampak dari virus corona. Menurutnya, ibadah haji kemungkinan besar akan ditiadakan karena sudah memasuki bulan Dzul Qo’dah. Disisi lain, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga belum memutuskan soal penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
“Kalaupun ingin melaksanakan haji mungkin hanya internal bagi jamaah yang tinggal disana saja. Jadi mungkin warga Indonesia yang tinggal di Saudi juga bisa melaksanakan haji, itupun pakai surat resmi, jadi kalau untuk seluruh dunia saya pikir akan ditiadakan tahun ini,” ucapnya.
Sedangkan pelaksanaan ibadah umrah, menurut H. Edy Hamdi diprediksi akan dimulai pada musim 1442 H atau 1 Muharam.
“Perlu diingat, new normal ini akan berbeda dengan yang lalu. Bisa jadi hotel akan menaikan harga karena sudah ada penambahan PPN 15% mengikuti aturan, transportasi juga akan naik, bus yang biasanya berisi 40 orang sekarang hanya diisi 20 orang. Akomodasi hotel juga pakai yang doble, tidak bertiga atau berempat. Harga pasti akan naik minimal 25% karena kita berangkat juga harus ada pengecekkan covid-19 harganya cukup mahal. Belum lagi saat disana dan sebagainya,” jelasnya.
Berkaitan dengan sektor wisata halal, menurut pria kelahiran Mesir, wisata halal akan bergerak terlebih dahulu karena di beberapa negara, seperti Spanyol dan Yunani, mulai membuka diri menyiapkan kedatangan para turis.
“Seperti Spanyol, agen kita disana sudah buka restorannya, tadinya harus menerima tamu 40% sekarang sudah bisa 75%. Namun kita jangan gegabah, travel agen harus melihat aturan mereka, apakah mereka sudah membuka diri untuk turism atau belum. Apakah Indonesia termasuk yang di banned atau tidak, karena ada isu bahwa tidak semua negara akan menerima turis Indonesia karena Indonesia masih memiliki pasien covid dan dinilai masih tinggi. Jadi tidak mustahil mereka masih membatasi negara-negara yang datang ke mereka,” paparnya.
Ia berharap seluruh travel agen harus bangkit bersama-sama karena bagaimanapun 3-4 bulan kemaren ini betul-betul hancur. Mudah-mudahan diberlakukannya mew normal kelihatan pergerakan travel agen di Indonesia.
“Pengurus FTPI juga sudah mulai meeting tatap muka dalam menyikapi kondisi yang akan kita hadapi dalam bulan kedepan. Selama 4 bulan kita diisolasi, kreatifitas para pemilik travel hapir semuanya bertransaksi produk mereka seperti baju, beras, korma, kopi, makanan khas arab, itu suatu hal yang baik tidak terpaku pada travel aja, minimal untuk staf karena bagaimanapun kita harus menghargai staf-staf yang ada di kantor kita. Saya yakin tahun 2021 travel agen akan bangkit kembali karena banyak yang ingin jalan-jalan,”pungkasnya.