Jakarta – Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai karikatur Nabi Muhammad dan kebebasan berekspresi menjadi sorotan umat muslim dunia.
Banyak pemimpin negara mayoritas yang menganggap pidato Macron menyinggung umat Islam. Sehingga Macron mendapat kecemaman dari dunia Islam.
Salah satu Cendekiawan Indonesia, Bambang Saputra mengatakan, hal ini bukanlah soal larangan kebebasan berekspresi. Ini terkait dengan keimanan atau religiousitas seseorang. Ini menyangkut fitrah atau hak asasi manusia yang diberikan Tuhan sejak kelahirannya, di mana kebebasan apa pun itu harus didudukkan di atas semangat kesucian fitrah atau hak asasi manusia yang sejati itu. Dan bukan sebaliknya.
“Apabila semua kita menyadari sejatinya fitrah atau fondasi hak asasi manusia itu, maka peristiwa atas nama kebebasan ini tidak akan pernah terjadi. Apalagi kesalapahaman ini hingga berbuntut panjang, bahkan ada terjadi korban nyawa,” ujar Bambang.
Nabi Muhammad SAW menurut Bambang, adalah sosok pemimpin dan penyempurna sederet panjang ajaran para utusan Tuhan.
Pada dirinya tercermin nama-nama Ilahi. Dalam keperibadiannya merupakan pengejawantahan wujud Tuhan dengan seluruh manifestasinya.
Selain itu, masyarakat yang dibangunnya pun tentu mendekati kesempurnaan karena hanya didasarkan pada fondasi Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Bukan hanya bagi umat Islam yang mengimaninya, tetapi kehadiran Muhammad SAW ke muka bumi ini, merupakan sebuah perjalanan kehidupan yang menghadirkan apresiasi luar biasa dari seluruh pemerhati dan peneliti dengan segala perbedaan latar belakang aliran ataupun agama,” jelas Bambang
Atas dasar keluhuran budi dan kemuliaan jiwanya, Nabi Muhammad SAW dikagumi tidak hanya oleh kalangan sahabat-sahabat dan para pengikutnya, tetapi musuh-musuhnya pun memiliki rasa simpatik dan penuh kagum terhadap dirinya.
“Yang namanya kekasih itu bukan untuk dijadikan mainan. Andai kekasihmu sendiri pun dipermaikan orang pasti kamu marah. Apalagi Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah. Hanya orang yang tidak waraslah yang jiwanya tidak goncang dan hatinya tidak bergetar ketika kekasihnya dipermainkan orang,” tegas Bambang
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, sedang Tuhan pun bershalawat kepada Muhammad kekasih-Nya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab (33): ayat 56)
Ia menguraikan, Al-Qur’an menerangkan bahwa Tuhan meninggikan kedudukan dan derajat untuk penyebutan nama Muhammad. (QS. Al-Insyirâh (94): ayat 4).
Lebih jauh Kitab suci umat Islam itu pun, juga menegaskan bahwa barangsiapa menaat Muhammad maka sesungguhnya ia telah menaati Tuhan (QS. An-Nisâ’ (4): ayat 80)
Bahkan kewajiban menaati Muhammad sama dengan kewajiban menaati Tuhan. (QS. Âli ‘Imrân (3): ayat 32 & 132; An-Nisâ’ (4): ayat 59 & 69; Al-Anfâl (8): ayat 1, 20, 24 & 46; At-Taubah (9): ayat 71; An-Nûr (24): ayat 54; Muhammad (47): ayat 33; Al-Mujâdilah (58): ayat 13; dan QS. At-Taghâbun (64): ayat 12).
“Hanya orang yang tidak berakal, yang jiwanya tidak bergejolak ketika Nabi sang pembawa ajaran untuk menuju Tuhannya yang benar dan diimani, diam saja ketika dilecehkan orang meski dalam bentuk karikatur sekalipun,” ungkap Bambang
Maka dari itu tambah Bambang, sebagai bukti kecintaan terhadap Nabi akhir zaman itu, sangatlah ringan jika cuma sekadar memboikot produk-produk Prancis.