[BALADA_SEBUAH_MASTERPIECE]
———————————————–
Bnyk org meragukan daya hidup kembar siam pasca operasi, paling banter cm bertahan 1 atau 2 tahun, tp Profesor Padmosantjojo, dokter ahli bedah saraf, bertekad untk ‘melawan’ takdir itu.
Hari itu, 21 Oktober 1987, dokter Padmo tengah merancang takdirnya sendiri. Tak kurang dr 40 dokter yg terlibat dlm operasi paling rumit dlm sejarah kedokteran Indonesia ini. Sebuah operasi saraf dempet kepala vertikal (kraniopagus) yg direncanakan selesai di atas 10 jam.
Tim spesialis, yg dipimpin lsg oleh dokter kelahiran Kediri tahun 1937 itu, hrs memisahkan selaput otak (duramater) & membelah pembuluh darah vena (sinus sagitalis) di otak menjadi 2 bagian untk kedua bayi tsb. Jls ini rumit & butuh tingkat presisi tinggi. Kesalahan sedikit sj akan berakibat fatal. Pemisahan itu,
“Seperti membelah uang kertas tanpa merusak gambar pd masing² sisinya”, ujar Padmo
Prestian Yuliana & Prestian Yuliani lahir pd tgl 31 Juli 1987 di Rumah Sakit Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Mengetahui bhw kedua putrinya dempet kepala, Tularji, yg berprofesi sbg tukang & buruh, serta istrinya Hartini nyaris pingsan. Mereka stres & menyerahkan segala urusan anaknya kepd rumah sakit. Krn tak tersedia peralatan kedokteran yg memadai, kembar itu diboyong ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Pasca operasi, kedua bayi itu sementara dititipkan di sebuah ruangan khusus milik Departeman Sosial. Setiap hari dokter Padmo mengontrol kebutuhan nutrisi mereka. Selama di Jakarta seluruh biaya ditanggung oleh dokter berambut gondrong tsb, termasuk menyediakan penginapan bagi kedua orgtuanya
Bagi Padmo, Yuliana & Yuliani adlh karya puncaknya sbg dokter bedah saraf.
“Aku tak ingin karyaku rusak. Aku hrs openi (merawat)”.
Sdh terlalu bnyk energi & biaya pribadinya yg dipertaruhkan dlm ‘proyek’ mahal ini. Itu sebabnya ia tak ingin sia²
Dan Yuliana – Yuliani?
Kedua kembar ini hidup sht & normal. Mereka berprestasi di sekolahnya. Setiap kenaikan kelas & hasil ujian selalu mereka laporkan kepd Padmo, yg mereka panggil Pak De, YG MENANGGUNG BIAYA SEKOLAH Mereka.
Yuliana kini doktor ilmu nutrisi & teknologi pakan lulusan IPB Bogor, sementara Yuliani lulus sbg dokter dgn cum laude (IPK. 4.0) dr fakultas kedokteran Universitas Andalas, Padang. Skrg dia bekerja di sebuah puskesmas di kota Padang.
Sebuah masterpiece yg sempurna
Sumber:
#Darwati_Utieh