Jakarta, Timredaksi.com — Ketua Dewan Panasehat Asosiasi Penyelenggara Haji, Umrah dan In-Bound Indonesia (Asphurindo), KH. Hafidz Taftazani menagih bantuan yang akan diberikan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di masa pandemi Covid-19. Karena, menurut dia, sebelumnya BPKH pernah bernjanji akan memberikan bantuan tiga tahap kepada karyawan travel haji dan umrah yang terdampak Covid-19.
Dia menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 ini tidak banyak yang memikirkan tentang travel haji dan umrah. Padahal, menurut dia, travel haji dan umrah sangat terdampak Covid-19 lantaran tidak bisa memberangkatkan jamaah.
Kendati demikian, dia bersyukur ada suatu badan yang pernah ikut memikirkan travel haji dan umrah dengan memberikan bantuan kepada para karyawannya di masa pandemi.
“Nah, dalam hal ini BPKH pernah menjanjikan untuk memberikan tiga tahap bantuan yang diperuntukkan untuk membantu karyawan atau staf penyelenggara ibadah haji dan umrah. Alhamdulillah dalam hal ini BPKH sduah pernah memberikan satu kali bantuan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (19/11).
Menurut dia, tentu bantuan dari BPKH tersebut sangat membantu menghidupi para karyawan travel haji dan umrah. Namun, menurut dia, sampai sekarang tidak ada lagi bantuan tahap kedua dan ketiga seperti yang telah dijanjikan.
“Sampai sekarang belum ada lagi. Karena ini memang sifatnya adalah janji, memang tidak ada keharusan untuk memberikan bantuan untuk kedua dan ketiganya. Namun, setidaknya jika ini dilaksanakan akan sangat membantu kelangsungan hidup para karyawan dan staf,” ucap Kiai Hafidz.
“Kami berharap dan menunggu mudah-mudahan kedua dan ketiga masih akan dilaksanakan meskipun ini bukan merupakan sebuah kewajiban,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 ini para karyawan travel haji dan umrah sudah ada yang dirumahkan dan bahkan ada yang di-PHK. Di samping itu, ada juga yang dirumahkan tapi masih tetap diberikan gaji.
“Karena, selama pandemi ini sudah banyak perusahaan yang tidak bisa mengelola perusahaan. Sedangkan pemasukan hanya dari jamaah haji dan umrah. Bayangkan saja selama sembilan bulan ini kita harus ada pengeluaran tapi tidak ada pemasukan,” katanya.
Kiai Hafidz menambahkan, sampai saat ini belum ada solusi untuk mengatasi travel haji dan umrah yang sedang kewalahan secara ekonomi. Menurut dia, pihak travel haji dan umrah hanya bisa menunggu sampai situasi menjadi normal lagi.
“Memang dalam hal ini sulit dicari solusinya. Kita hanya tinggal menunggu sampai normal lagi,” ucapnya.
KH. Hafidz Taftazani juga mengatakan, travel haji dan umrah menjadi perusahaan yang paling terdampak di masa pandemi Covid-19 ini.
“Ini adalah salah satu kelompok biro perjalanan yang paling terdampak karena ekses Corona,” ujar Kiai Hafidz.
Dia menjelaskan, usaha yang bergerak di sektor perdagangan ataupun pariwisata saat ini sudah mulai bergerak kembali. Sementara, kata dia, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah masih tertunda sejak adanya Covid-19.
“Artinya, bahwa sesuatu yang mestinya bisa dinikmati sekarang kita harus menunggu satu tahun lagi, itu pun kalau nanti gak ada masalah. Mudah-mudahan saja nanti bisa berjalan seperti sedia kala,” ucapnya.
Dia menjelaskan, selama pandemi Covid-19 ini tidak ada yang memikirkan para penyelenggara haji dan umrah secara serius. Menurut dia, sangat sedikit sumbangan yang diberikan kepada para karyawan travel haji dan umrah. Sementara, pihak perusahaan sudah mulai kewalahan karena tidak adanya jamaah yang berangkat haji dan umrah.
“Pokoknya tidak ada yang memikirkan tentang sumbangan-sumbangan yang perlu kita berikan kepada staf-staf penyelenggara haji yang memang sebetulnya satu tahun ini sudah sangat menipis,” katanya.
Untuk menghidupi karyawannya, trave haji sendiri masih harus menunggu waktu pelaksanaan ibadah haji 2021 atau setelah pemerintah Arab Saudi mengizinkan umat Islam untuk masuk ke Makkah lagi.
“Untuk menunggu hajji yang akan datang lagi masih harus menunggu sampai Agustus, masih sekitar 10 bulan lagi,” jelasnya. (Ham)