EkonomiFeaturedNews

Jiwa Merdeka Angela Markel, Pelayan Rakyat Tanpa Kamera Pencitraan

458
×

Jiwa Merdeka Angela Markel, Pelayan Rakyat Tanpa Kamera Pencitraan

Share this article
Angela Markel

Jakarta, Timredaksi.com – Angela Markel yang wafat belum lama ini dinilai BMI sebagai sosok yang didambakan rakyat kebanyakan.

”Orang yang sangat teliti, mampu bekerja di lapanganang, tak mau menggunakan banyak fasilitas negara, tetap hidup sederhana, bahkan tak punya pembantu rumah tangga. Antara pekerjaan rumah dan kenegaraan, diurus dengan tenaganya sendiri dengan begitu enerjik,” ujar Farkhan, Senin (12/7/2021).

Farkhan menyebutnya “manunggal dengan rakyat”. Keseharianya yang begitu, bukan saja hidup sederhana, ia berhasil memajukan Jerman tanpa harus banyak berhadapan dengan kamera pencitraan yang palsu. Namun, banyak orang menghargai hasilnya yang dashyat.

Kepergiaanya dihadiri oleh ribuan warga yang melayat memberi penghormatan terakhir atas jasa-jasanya.

”Negarawan seperti itu mengajari kita bahwa politik seharusnya bicara tentang kualitas barang harus lebih baik dari lapisan kata-kata promosi, bahkan Angela tak membutuhkan promosi sama sekali, tapi kebaikannya terasa buat banyak orang. Seperti kata Bung Karno, Bunga Mawar tak perlu berapi-api menunjukkan dan seolah bilang bahwa ia harum, oranglah melihat sendiri” ujar Farkhan.

Baca Juga  Apresiasi untuk Densus 88 yang telah Berhasil dalam Penanggulangan Terorisme

Jerman telah menjadi cerita sendiri bahwa memenangkan hati rakyat tentu dengan caranya selalu pulang ke hati rakyat, menunjukkan kerja nyatanya.

Tanpa buzzer promotion, mengingat Kanseler mereka sudah menunjukan kerja yang nyata. Nampak sebaliknya dengan apa yang terjadi di negeri ini. Semakin hari semakin banyak narasi dan foto pencitraan yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapisan bawah masyarakat.

Angela Markel adalah simbol lompatan moral baik pemimpin bagi BMI. Sosok pemimpin yang seperti ini dipenuhi kemerdekaan dari dalam dirinya, bahwa ia tak bergantung pada topeng kepalsuan.

”Sosok pemimpin yang merdeka dan memerdekakan itulah yang dibutuhkan, bukan seolah merdeka, teriak saya macan Asia, saya lebih TNI daripada kebanyakan TNI, saya Pancasila dan saya lainnya, namun ternyata jiwanya tak merdeka” ujar Farkhan. (Salsa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *