Timredaksi.com – Erol Iba merupakan mantan pemain Timnas Indonesia yang begitu bertalenta dari negeri Papua.
Pria kelahiran Jayapura, 06 Agustus 1979 ini memulai karier sepak bolanya pada tahun 1998 dengan membela Semen Padang. Berposisi sebagai bek kiri, Erol Iba yang saat itu baru berusia 19 tahun menunjukan bakat dan potensi yang sangat menjanjikan.
Selain diberkahi dengan kecepatan, Erol Iba juga bagus dalam dribel bola, passing dan sangat agresif saat menyerang. Tak pelak sejumlah klub Indonesia tergoda untuk memakai jasanya sebagai bek kiri berbakat pada saat itu.
Hanya bertahan 4 tahun di Semen Padang, Erol Iba melanjutkan kariernya di sejumlah klub besar Indonesia lainnya seperti Arema Malang, Persik Kediri, Persipura Jayapura, hingga Persebaya Surabaya.
Karier terbaiknya ia dapatkan saat membawa Arema Malang jadi juara Copa Indonesia sebanyak 2 kali.
Berkat kemampuannya, Erol Iba sempat masuk dalam skuat Timnas Indonesia yang bertanding di Piala Asia 2007 lalu. Namun sayang pada 2016 lalu, Erol Iba mengucapkan selamat tinggal pada dunia sepak bola.
“Tapi semua yang paling berkesan di Semen Padang. Di Semen Padang saya pertama kali bermain dan di Padang saya mendapat istri. Yang paling berkesan adalah di Semen Padang saya mendapat hidayah untuk hijrah menjadi seorang mualaf,” Katanya kepada Indosport.
Kisah hijrahnya Erol Iba menjadi mualaf pun begitu menginspirasi. Berawal dari tahun 1998, Erol Iba rupanya telah mengenal dengan agama Islam tepatnya saat ia membela Semen Padang. Menurutnya, melihat umat muslim melakukan aktivitas agamanya telah membuatnya merasa tenang dan hikmat.
“Saya pertama melihat teman-teman sembahyang, saat puasa saya ikut puasa ya pokoknya saya pelajari dulu. Gak sebentar selama empat tahun saya belajar dan akhirnya tahun 2002 saya memutuskan hijrah dan masuk islam,” kenang ia.
Namun saat pertama kali Erol memutuskan untuk memeluk agama Islam, dirinya mendapat pertentangan dari sang ibu. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya sang ibu bisa menerima keputusan Erol dengan syarat harus menjalankannya dengan benar dan taat.
“Ibu yang pertama tidak begitu setuju dengan keputusan saya. Tapi Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu akhirnya bisa menerimanya,” terang Erol yang merupakan anak sulung dari empat saudara ini.
“Kalau bapak prinsipnya terserah anak-anak. Kalau menurut anaknya itu baik silakan. Bahkan beliau pesan setelah masuk Islam jangan lupa sembahyang, berperilaku yang baik. Karena apapun agamanya kalau perilaku tidak baik, tetap sama saja tidak akan jadi orang yang baik,” tambah mantan penggawa timnas Indonesia itu.
Kini Erol pun telah mantap menjadi seorang muslim. Tak lupa di momen hari Ramadan 2020 ini, ia begitu menikmati momen berpuasa. Terlebih momen puasa saat ini sangat berbeda.
Puasa kali ini memang harus dilalui bersama dengan masa pandemi Virus Corona. Sehingga membuat semua aktifitas terbatas dan hanya dilakukan di dalam rumah. Meski begitu ia mencoba mengambil hikmah dari ini semua.
“Ya puasa saat ini bisa sama keluarga, namanya lagi Pandemi jadi kegiatan juga diliburkan dan kita kembali di rumah. Kita ambil saja hikmahnya semoga ketika hari raya Pandemi Corona sudah usai,” ungkapnya.