NewsPolhukam

Terbongkar, Mayat Gadis Tersimpan di Dalam Rumah Sudah 2,5 Bulan

511
×

Terbongkar, Mayat Gadis Tersimpan di Dalam Rumah Sudah 2,5 Bulan

Share this article

Timredaksi.com – Meski sudah sekitar 2,5 bulan disimpan di dalam rumah oleh keluarganya, mayat SAR (14), remaja perempuan asal Dusun Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tidak mengeluarkan bau busuk.

“Tidak sama sekali. Tidak berbau menyengat. Iya, sangat aneh,” kata Ustaz Zaenuri, Selasa (11/1/2022).

Zaenuri adalah tokoh agama Desa Plakaran yang turut membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat siswi kelas 1 SMP itu. Diai mengatakan sempat masuk ke kamar lokasi jenazah SAR disimpan.

Zaenuri mengaku sempat ke kamarnya namun tidak mencium bau yang menyengat.

“Saya sempat ke kamarnya (tempat di mana mayat SAR diletakkan dalam posisi tidur), tapi tidak merasakan bau apa-apa. Ya normal, biasa,” kata Zaenuri.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, Zaenuri berujar, SAR diduga meninggal sejak 2,5 bulan yang lalu. “Kondisinya (mayat SAR) sudah berwarna cokelat gelap dan kehitam-hitaman,” ujar Zaenuri.

Diberitakan sebelumnya, kabar tentang mayat bocah perempuan yang disimpan di dalam rumah itu baru terbongkar pada Minggu lalu (9/1). Pada hari itu juga Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Moga mendatangi keluarga SAR dan meminta agar mayat anak itu segera dikubur.

Menurut Camat Moga, Umroni, keluarga SAR diduga menganut aliran tertentu dan meyakini anaknya bisa hidup kembali. “Keluarga ini menganut aliran tertentu yang meyakini anaknya tersebut belum meninggal,” kata Umroni saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Selasa sore.

Baca Juga  Bukan Bos Djarum, Ini Orang Terkaya di RI Versi Sri Mulyani

Proses negosiasi antara Muspika Moga dengan pihak keluarga SAR pada Minggu sore itu berlangsung alot. Butuh waktu sekitar 15 menit bagi Zaenuri untuk membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat anaknya.

Akhirnya, pihak keluarga bersedia memakamkan mayat SAR di tempat pemakaman keluarga yang berada disamping rumahnya. “Malam itu juga dimakamkan. Warga bertakziah dan mengantarkan ke permakaman,” kata Zaenuri.

Rumah yang menyimpan mayat SAR (14), bocah perempuan asal Kabupaten Pemalang yang meninggal sekitar 2,5 bulan lalu, berada di daerah pegunungan. Rumah keluarga SAR di Dusun Sukatapa,Desa Plakaran, Kecamatan Moga, itu berjarak puluhan meter dari rumah warga lain.

“Tempatnya agak terpencil di daerah pegunungan, jauh dari (rumah warga) lainnya,” kata Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto saat ditemui detikcom, Selasa (11/1/2022).

Karena rumah keluarga itu cukup jauh dari tetangga, Dibyo mengatakan, aktivitas keluarga SAR jarang terpantau. Senada diutarakan Ustaz Zaenuri, tokoh agama Desa Plakaran yang turut membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat siswi kelas 1 SMP itu.

“Memang rumahnya berjauhan antara tetangga satu dengan lainnya. Rumahnya (keluarga SAR) di atas, sedangkan tetangganya di bawah,” kata Zaenuri.

Menurut Zaenuri, keluarga Prihati (36) dikenal tertutup alias jarang berinteraksi dengan tetangga. Prihati adalah ibu SAR. Sedangkan suami Prihati, Rahmad (38), dikabarkan merantau.

Baca Juga  Buang Korban yang Ditabrak di Nagreg ke Kali, Pengendara Isuzu Panther Ditangkap Polisi

“Seingat saya suaminya merantau. Keluarga besarnya (Prihati) bertani. Karena tertutup inilah membuat warga tidak berani bertanya-tanya,” terangnya.

Meski keluarga SAR tertutup, tetangganya tetap menaruh curiga. Sebab, SAR yang dikabarkan sakit tidak pernah kelihatan. “Sebelumnya (terungkap menyimpan mayat SAR), warga sudah mencurigai, bahkan melapor ke pihak desa. Sehingga terungkap semuanya,” ujar Zaenuri.

Diberitakan sebelumnya, kabar tentang mayat bocah perempuan yang disimpan di rumah itu baru terbongkar pada Minggu (9/1). Pada hari itu juga Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Moga mendatangi keluarga SAR dan meminta agar mayat anak itu segera dikubur.

Camat Moga, Umroni, mengatakan dari hasil pemeriksaan medis, SAR diduga meninggal sejak 2,5 bulan lalu. Semasa hidupnya, SAR diketahui mengidap TB Paru (Tuberkulosis paru).

“Dari riwayat sakitnya, pihak medis puskesmas mencatat yang bersangkutan sakit TB Paru sejak enam bulan lalu,” kata Umroni saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, kemarin sore.

Umroni mengungkap keluarga SAR diduga menganut aliran tertentu dan meyakini anaknya bisa hidup kembali. Tak ayal jika proses negosiasi antara Muspika Moga dengan keluarga SAR pada Minggu sore itu berlangsung alot.

Butuh waktu sekitar 15 menit bagi Zaenuri untuk membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat anaknya. “Malam itu juga dimakamkan (ditempat permakaman keluarga di samping rumahnya). Warga bertakziah dan mengantarkan ke permakaman,” kata Zaenuri.

(Salsa/Detik.com)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *