FeaturedNewsPolhukam

Petaka Maut Odong-odong Pengiring Pengantin Masuk Jurang di Batang

491
×

Petaka Maut Odong-odong Pengiring Pengantin Masuk Jurang di Batang

Share this article

Jakarta – Odong-odong atau kereta kelinci pengangkut pengiring pengantin kecelakaan di tanjakan Sileses Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Akibat kecelakaan maut itu tiga orang tewas, salah satunya balita.

Peristiwa nahas itu terjadi di tanjakan Sileses, Dukuh Sipule, Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (18/12) sore. Kendaraan itu ditumpangi 13 orang yang mayoritas ibu-ibu.

“Masih kita lakukan pemeriksaan pada pengemudi odong-odong. Ada 13 penumpang odong-odong, nanti kita kabari kondisinya,” kata Kanit Laka Satlantas Polres Batang Ipda Abdul Khayat saat dimintai konfirmasi, Jumat (18/12/2020).

Lokasi kecelakaan maut itu berupa jalanan di daerah pegunungan. Di daerah tersebut memang terdapat beberapa tanjakan dan kelokan dari arah pusat Kecamatan Bandar. Tanjakan Sileses menuju Desa Kluwih merupakan yang tercuram di antara tanjakan lainnya.

Tanjakan tersebut jalurnya lurus sepanjang sekitar 300 meter dengan kecuraman yang bisa dibilang ekstrem. Hanya kendaraan yang laik jalan yang mampu melintasi Tanjakan Sileses ini.

Kendaraan odong-odong atau kereta kelinci yang memuat rombongan ibu-ibu tersebut tak kuat menanjak hingga akhirnya melorot dan terjun ke jurang. Tiga penumpangnya tewas dalam kejadian ini, salah seorang di antaranya merupakan balita.

“Di situ Tanjakan Sileses itu (Dukuh Sipule Desa Kluwih) memang tanjakan curam, kendaraan yang bisa hanya yang laik jalan,” kata Kasat Lantas Polres Batang, AKP Doddy Triantoro saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/12).

Baca Juga  Bikin Syok, Wanita Pemilik Mulut Terlebar yang Bisa Lahap Langsung 2 Donat

Salah seorang saksi mata dan juga warga sekitar, Untung, odong-odong itu pulang usai mengantar rombongan pernikahan di Pekalongan. Penumpang yang mayoritas ibu-ibu itu langsung histeris, dan warga sekitar langsung membantu evakuasi penumpang ke Puskesmas Bandar dengan kendaraan seadanya.

“Masuk tanjakan sini, odong-odong tidak kuat nanjak, kemudian mundur ke jurang. Beruntung, tertahan dengan pohon kelapa, sehingga tidak masuk ke jurang terlalu dalam,” kata Untung, saat ditemui detikcom di lokasi kejadian, Jumat (18/12) malam.

Untung menambahkan kecelakaan di tanjakan tersebut sudah sering terjadi. Bahkan, kata Untung, tak lama sebelum kecelakaan maut itu terjadi, ada kecelakaan truk boks di lokasi tersebut. Penyebabnya sama, kendaraan tak kuat melaju di tanjakan curam itu.

“Sering terjadi kecelakaan terutama dari arah Kecamatan Bandar menuju ke sini. Kebanyakan tidak kuat menanjak terus mundur,” ujar Untung.

Hal senada disampaikan warga setempat, Wahyudi. Dia menyebut kendaraan odong-odong itu mengangkut rombongan pengantin ke Kecamatan Karangdadap.

“Orang sini mendapat (menikahi) orang (kecamatan) Karangdadap. Kita habis mengantarkan pengantin prianya ke Karangdadap. Saya ikut, tapi saya naik motor,” kata Wahyudi, Jumat (18/12) malam.

Baca Juga  Kesamaan Formula E dan Indosat, Sama-sama Usung Teknologi Terbaru

Wahyudi menyebut perjalanan dari Dukuh Sipule, Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Batang, berjalan lancar. Namun, tidak disangkanya saat perjalanan pulang, odong-odong rombongan pengantin ini mengalami kecelakaan.

“Saya kebetulan naik motor tidak bareng dengan rombongan. Setelah dari Karangdadap di Pasar Bandar, saya mendahului rombongan. Tadinya (korban balita) saya suruh membonceng saya. Namun karena anak-anak dia suka dengan odong-odong akhirnya ikut ibunya (Sumiati) naik odong-odong,” jelasnya.

Wahyudi menyebut korban balita yang meninggal itu merupakan keponakannya. Sementara ibu korban balita saat ini masih dirawat di Puskesmas Bandar 1, dan enam pasien lainnya dirujuk ke RSUD Batang. Tiga orang tewas dalam kecelakaan ini yakni Andra (4), Tariyah (60) dan Cupiah (60).

Diwawancara terpisah, Kasat Lantas Polres Batang, AKP Doddy Triantoro, mengimbau masyarakat untuk mentaati aturan yang ada demi keselamatan berlalu lintas. Dia menegaskan odong-odong tak boleh beroperasi di jalan raya.

“Imbauan pada masyarakat agar senantiasa menaati peraturan lalu lintas terutama untuk bepergian dengan jumlah banyak gunakanlah kendaraan yang laik untuk penumpang. Jangan gunakan kereta kelinci karena tidak semestinya dipakai di jalan raya,” imbau Doddy. (Ham/S:Detik.com)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *