Jakarta – Pemerintah Indonesia beberapa kali menjual aset negara, hal ini dilakukan dengan alasan untuk menutupi utang negara.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nadional Bintang Muda Indonesia (DPN BMI) Farkhan Evendi mengaku geram atas tindakan pemerintah yang menjual aset untuk membayar utang negara.
Menurutnya menjual aset negara untuk membayar hutang merupakan tanda pemerintah tak punya ruang pikir dan kesadaran yang cukup dalam mengelola negara.
“Yang dipikir hanya jual aset, apa saja dijual, tol baru dibangun dengan menghabiskan dana sekian triliun lalu dijual murah, belum lagi aset-aset lain, ujar Farkan, Selasa ( 9/11/2011).
DPN BMI menyebut bahwa penjualan ugal-ugalan ala pemerintahan Megawati yang terjadi di masa Jokowi benar-benar merupakan hal kronis yang dilakukan oleh pemerintah.
“Akhirnya pemerintah juga menjadi makelar dari semua jerih payah dan anggaran yang didapat dengan susah payah, pembangunan di masa Jokowi adalah pesta pora para konglemerat asing maupun negara China,” ujar Farkhan.
Beban hutang yang diistilahkan salah satu ekonom tak kan terbayar sampai kiamat adalah kalimat keras yang menembus ratusan juta kepala rakyat Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi.
“Indonesia kini masuk negara yang bukan saja di posisi terendah dan terinjak tapi juga tergadaikan oleh segala hutang dan penjualan aset yang sudah mirip negara tanpa kedaulatan,” ujar Farkhan.
Farkhan juga mempertanyakan apakah tidak ada cara lain selain menjual aset negara. Jika ada maka sebaiknya pemerintah melakukan hal itu.
“Pemerintah harus berfikir cara lain selain menjual aset, karena aset itu untuk masa depan rakyat,” ucap Farhan.
“Harusnya justru pemerintah tidak melakukan hutang dan menumpuk hutang negara,” sambung Farkhan.
Farkhan juga menyebut, Indonesia sesungguhnya memiliki ekonom hebat kelas dunia namun hal ini belum menyembuhkan negara dari ketebebasan hutang.
“Banyak ekonom Indonesia berkelas dunia namun belum mampu memberikan jawaban atas solusi keterbebasan hutang negara,” kata Farkhan.
Farkhan pun berharap pemerintah harus berpikir keras untuk menyelesaikan hutang negara. Karena ini akan sangat membahayakan bagi keberlangsungan negara di masa yang akan datang.