FeaturedNews

Ngaji Budaya, Gus Yahya Ajak Nahdliyin Teladani Nilai Konsistensi NU

377
×

Ngaji Budaya, Gus Yahya Ajak Nahdliyin Teladani Nilai Konsistensi NU

Share this article

Timredaksi.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengajak para Nahdliyin (warga NU) untuk dapat memahami dan meneladani nila-nilai konsistensi yang diterapkan NU, hingga abad ke-2 ini. Hal itu disampaikan Gus Yahya dalam kegiatan Ngaji Budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, belum lama ini, Jumat 17/3/2023.

Ia menilai bahwa konsistensi yang dibangun para ulama NU merupakan benang merah yang membuat NU hingga kini eksis di tengah masyarakat.

“Jadi apa sebetulnya yang konsisten karena sebetulnya dalam pandangan ulama sendiri walaupun hukum itu bisa berubah karena perubahan ilat, tapi ada nilai yang konsisten. Ini yang perlu kita pahami” kata Gus Yahya.

Kiai kelahiran Rembang ini, kemudian menjelaskan bahwa nilai konsisten yang dapat diteladani dari NU, yakni tetap menempatkan ulama dalam setiap maqam kepemimpinan.

Kalau dulu orang NU tempatnya di langgar-langgar dan pesantren sekarang terminal-terminal itu penuh dengan orang NU, pasar-pasar penuh dengan orang NU, karena begitu luasnya konstituensi NU,” jelas dia.

Baca Juga  Kematian Tembus 100.000 Jiwa, Azan Berkumandang di Amerika

“Tapi ada satu yang konsisten di dalam semua keadaan itu ulama tetap ditempatkan dalam maqam kepemiminan,” sambungnya.

Kader muda NU Depok Muhammad Sholeh (baju batik) mendoakan Ketua PBNU Gus Yahya sehat selalu

Secara terpisah, Muhammad Sholeh kader muda NU dari Depok yang hadir dalam acara Ngaji Budaya di TMII ini mengatakan, konsistensi menempatkan ulama dalam setiap maqom kepemimpinannya harus dijaga dan dirawat. Sholeh menegaskan, hal ini sesuai dengan arahan dan perintah Ketua Umum PBNU Gus Yahya.

“Semua elemen, baik itu yang duduk di eksekutif ataupun legislatif. Ataupun tempat posisi peran lain, muda atau tua tentu harus bisa menempatkan ulama sesuai maqomnya. Ini arahan dan nasihat Ketua Umum PBNU, nasihat dari kiyai ke santri, nasihat dari bapak ke anak, ” kata Sholeh yang juga alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sholeh yang saat ini tinggal di Pondokpetir, Bojongsari, Depok ini menambahkan, Pondok Pesantren yang dibangun oleh ulama-ulama, mencetak anak anak, santri, lulusan yang berkarakter yang memiliki kepribadian yang baik dan akhlak yang mulia.

“Itu harus kita jaga betul, apapun posisi, tugas dan peran kita. Setinggi apapun jabatan kita. Sama guru, kiyai nya harus taat dan takdzim betul. Saya juga belajar, kiyai pesantren saya menyuruh A, saya akan lakukan A tanpa harus berpikir. Kiyai saya nyuruh B, saya akan lakukan B tanpa harus berpikir panjang,” tegas Sholeh yang juga pengurus Majelis Dzikir dan Sholawat di wilayahnya ini.

Baca Juga  Jaksa Agung Akan Melantik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Militer

Yang pasti, tegas Sholeh, sebagai orang harus bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Apapun tugas dan peran orang tersebut. “Saya pernah jadi Ketua RT, pernah jadi kuli, santri, pimpinan majelis taklim, mendirikan usaha kecil-kecilan dan lain lain. Apapun peran dan tugas kita, harus bisa memberikan manfaat bagi orang lain atau lingkungan,” kata Sholeh dengan rendah hati.

Alumni Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta ini menegaskan, sebagai santri atau nahdliyin dimanapun tempatnya harus bisa berkhidmat dalam masyarakat. “Harus berkhidmat dan mengabdi untuk lingkungan,” kata Sholeh yang saat ini dirinya sedang diusung menjadi Caleg 2024 Kota Depok. (*Md)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *