Jakarta, timredaksi.com–Kawasan pelabuhan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), diduga masih jadi tempat praktek layanan Tes Sweb Antigen Ilegal.
Pasalnya beberapa oknum pelabuhan menawarkan jasa Sweb Atigen, bayaranan Rp.280 ribu serta tawaran jasa, bisa melintas ke pulau Jawa tampa paksin dengan bayaran Rp1 juta juta lebih per mobil.
Dari pengalaman pewarta timredaksi.com bulan lalu pada saat ingin menyebrang ke pulau Jawa (Jakarta_red) dirinya dihadang salah satu ojek dengan menawarkan Tes Sweb Antigen diwarung makan dekat Pertamina Desa Bakauheni.
Ditempat pelayanan Sweb Antigen menyampaikan bila ingin mengatakan bila hendak ke pulau Jawa harus bisa menunjukan tes Sweb Atigen terbaru.
“Ya pak mau nyebrang ya. Sudah ada surat Ategen? kami menyiapkan Sweb Atigen dengan bayaran Rp.280 ribu,” kata salah satu petugas dirumah makan satu bulan yang lalu diberitakan, Kamis 30/12/2021.
Pegawai berbaju biru yang enggan menyebutkan namanya mengatakan sudah ada bentuk kerjasa dengan pihak pelayanan pelabuhan ASDP.
“Jadi kami disini ada kerjasama dengan pihak pelabuhan ASDP. Karena dasar kami sudah ditunjuk dari pihak pelabuhan, bayarannya yang kami sampaikan tadi adalah petunjuk dari pihak pelabuhan,” tambatnya
Ditempat terpisah salah satu penguna jasa layanan penyebrangan laut dengan berkendara roda empat Ustadzah Enong Latifah mengatakan bahwa dirinya dimitakan uang Rp.1.200 ribu saat pulang dari Kalianda ke Pandeglang.
“Kemarin pas kami pulang dari Kalianda mau pulang ke Pandeglang itu ada orang dateng minta Tes Wheb minta Atigen. Ya di mobil ada berlapan ada yang gak punya Atigen, bingung kemudian orang itu mita bayaran satu juta dua ratus ribu rupiah,’ kata ustadzah Latifah
“Waduh bagai mana ini saya bilang ke Asep duit sudah pas-pasan gak ada lagi untuk ongkos dong. Ada teh Nongnya pegangan duit dikumpulin ada Rp.800 sudah tu terpaksa kasih. Gimana nanti kita gak bisa pulang,” tuturnya
Guru besar Ahlusunah Waljamaah menilai bahwa di kawasan pelabuhan tersebut tidak ada bentuk kontrolnya sehingga masih banya praktek liar. Dirinya memperbedakan dengan pelabuhan Merak Banten, kata dia seharusnya lebih diperketat, kalau memang itu semua benar namun justru semua terbalik.
“Aneh di Bakauheuni ada gitu segala kalau di pelabuhan Merak Banten gak ada. Kita pas mau ke lampungnya, ehhh pulangnya Kenan palak aduh kacau tu pelabuhan,” pungkasnya
Sementara Dilangsir ritme.id dari pantaun dilapangan baru-baru ini, Rabu 29/12/2021 semenjak diberlakukannya salah satu syarat pembelian tiket kapal Ferry yang diwajibkan melampirkan surat negatif tes covid-19 oleh Pemerintah Desa Bakauheni kawasan saat ini berjejer tempat layanan tes antigen.
Hal tersebut menjadi dugaan bahwa dalam kegiatan praktek buka layanan tes Sweb serta Antigen belum mengatongi izin baik dari pemerintah daerah maupun lampiran ke Menteri Kesehatan RI.
Dari Informasi wartawan setiap orang yang membawa calon pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Bakauheni yang akan melakukan tes sweb antigen mendapatkan Fee sebesar Rp.20.000 sampai Rp.30.000 dari pengelola tempat layanan tes sweb antigen.
Untuk sementara berita diterbitkan pihak pelabuhan ASDP Bakauheni Kab. Lampung Selatan pihak ASDP pusat belum belum dikonfirmasi terkait hal tersebut. (ror)