News

Bersih-Bersih Mental Serakah Di Indonesia

542
×

Bersih-Bersih Mental Serakah Di Indonesia

Share this article

Mental serakah atau tamak atau sering disebut juga rakus berasal dari faktor penyakit hati yang disebabkan kurangnya rasa syukur serta keinginan atau kemauan tanpa batas. Serakah juga didasari dari berbagai faktor seperti rasa dendam pada masa lalunya yang kekurangan ketika belum berkuasa, sehingga saat berkuasa menghalalkan segala cara untuk menuruti keinginannya.

Mental serakah atau rakus jika diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka akan membuat negara kalang kabut, rakyat akan disandera kemiskinan, demokrasi akan dibegal, bahkan partai orang akan diambil, uang rakyat dikorup, negara akhirnya bangkrut.

Mental seperti ini sangat akut, biasanya hinggap dalam diri yang tak tahu malu, bahkan semakin hari semakin menjadi, semakin tua semakin tak tahu diri.

Mental serakah membuat kehidupan di berbagai lini tak kenal saudara, tak kenal kawan dan tak kenal keluarga. Amien Rais dan Zulkifli Hasan misalkan walalupun berbesanan mereka malah bisa saling cakar untuk merebutkan sebuah jabatan dan kepentingan atas keserakahan dan kerakusan.

Baca Juga  Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

Mental serakah yang menghinggap ditubuh pejabat menjadikannya bukan saja merampok uang negara tapi juga menjalankan bisnis gelap yang ujung-ujungnya merugikan orang lain.

Mental serakah membuat oknum aparat malah ikut berbuat keparat dengan membiarkan tindakan kriminalitas merajalela, melegalkan Judi, melestarikan sabung ayam, membiarkan kekejaman dan lainnya setelah ia menerima suap dan dogokan segepok uang.

Serakah pada jabatan, pada uang, pada kedudukan, merupakan bentuk lepasnya seseorang dari tawakkal pada Tuhan yang sudah menggariskan rejeki seseorang sudah diatur. Bahkan Nabi sudah menyuruh bahwa kalau makan, janganlah terlalu kenyang dan berlebihan, tentu bila berkuasa janganlah adigang adigung adiguna.

Mental serakah menjadikan seseorang berbuat sok berkuasa melawan batas, jika ada aturan masa jabatan dua periode, justru dirubah menjadi tiga periode, bahkan kalau mau bisa seumur hidup menjabat.

Ditengah situasi dan garis besar berbangsa dan bernegara yang mementingkan kehidupan bersama diatas kepentingan pribadi, mari kita semua berjuang menghapus mentalitas serakah, rakus dan tamak.

Berbagai cara perlu dilakukan diantaranya, membangun moralitas agama. Kedua, mengajak mereka merenungi nasib si miskin yang hartanya direbut karena korupsi. Ketiga, kesadaran perlunya menjaga nama baik. Keempat, perlunya pengawasan dan amar ma’ruf nahi mungkar dari sejumlah elemen pada perilaku Kerakusan, baik rakus uang rakyat maupun tahta. Kelima, menumbuhkan semangat berbagi karena disitulah harta sebenarnya.

Baca Juga  BMI Sampaikan Hal Penting Soal Demokrat

Keenam, jangan menjadikan politik sebagai pabrik roti, selesailah pada diri sendiri, jangan terlalu rakus makan uang politik apalagi juga memakan uang yang bukan haknya. Ketujuh, semua elemen perlu memperbagus sistem dan bekerja bersama-sama agar kehidupan peradaban dimasyarakat bisa terjaga nilai-nilai kebenaran, bukan nilai-nilai uang, segala perilaku matrealistis terhadap hukum harus dicegah.

Maka dari itu, kerakusan harus dihentikan, nasib rakyat harus diperjuangkan, marwah demokrasi harus ditegakkan dan tak boleh diinjak-injak.

BMI bersama Rakyat, Jaga Hukum dan Hak Rakyat, Bersihkan Indonesia dari Kerakusan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *