Menggapai Kehidupan Yang Penuh Berkah Berawal Dari Rumah
Oleh: Ketum DPN BMI Farkhan Evendi
Pepatah mengatakan, hidup indah bila mencari berkah. Bahkan, banyaknya orang yang mengejar keberkahan dalam hidup dengan melakukan hal-hal kebaikan untuk orang supaya dapat menjadi pemantik untuk mencapai kebaikan bagi dirinya sendiri.
Dalam kehidupan di dunia ini, setiap manusia pasti mendambakan kehidupan yang baik, sejahtera lahir dan bathin serta hidup dalam suatu keberkahan didalamnya. Hal ini bisa ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mendasar manusia, baik berupa kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Bila kita merinci beberapa kebutuhan yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dalam dunia pendidikan yang kita pelajari, maka kebutuhan dibagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Secara sederhana, kebutuhan yang kita singkat menjadi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan sandang berupa pakaian yang kayak pakai, bersih, indah, bagus dan sopan. Sedangkan kebutuhan pangan berupa terpenuhi kebutuhan untuk makan dan minum yang sehat, bergizi dan bervitamin. Sedangkan kebutuhan papan berupa tempat tinggal yang layak huni, bersih, dan cukup untuk seluruh keluarga.
Namun, ada satu hal yang sering terlupakan, bahwa untuk pemenuhan sebuah kebutuhan tersebut, hendaknya juga mampu mengundang keberkahan hidup, baik untuk diri sendiri maupun seluruh keluarga yang ada di dalamnya.
Dalam al Qur’an Allah SWT telah berfirman :
وَقُلْ رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS.al-Mukminun : 29)
Hal tersebut menunjukan bahwa di samping mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup di atas, manusia juga akan selalu berharap untuk mendapatkan tempat (rumah) yang penuh berkah. Sebab tidak sedikit orang yang memiliki rumah megah yang mewah, tetapi kehidupannya terasa begitu sempit dan gersang.
Rumah merupakan tempat berlindung dari sengatan panasnya mentari, guyuran hujan dan dinginnya hembusan angin, atau tempat kembali setiap kali bepergian. Di rumah pula, segenap anggota keluarga dapat melakukan berbagai aktivitas.
Dalam fungsinya, rumah juga sebagai tempat pembinaan. ada juga yang mengartikan bahwa rumah adalah lokasi terbaik dalam menyemai benih-benih kebaikan serta keimanan dari sebuah keluarga. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika setiap orang mendambakan rumah yang aman dan nyaman, sejuk dan bersih, agar mendukung terciptanya keluarga sakinah, yaitu rumah yang penuh berkah.
Sedangkan rumah yang penuh berkah adalah rumah yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan karena dilimpahi berkah-Nya dan menjadi surga bagi seluruh penghuninya (baity jannati = rumahku adalah surgaku).
Kemudian bagaimanakah kita mengetahui bahwa rumah kita tersebut diberkahi atau tidak ? Setidaknya ada beberapa ciri untuk mengenali sebuah rumah itu diberkahi atau tidaknya, yaitu pertama, selalu digunakan untuk ibadah, kedua selalu dibacakan Al-Quran dan ketiga yaitu tempat berkumpulnya orang-orang yang sholeh.
Rumah bukan hanya sekedar sebutan timpat tinggal yang seringkali kita gunakan sebagai tempat berkumpunya keluarga, rumah juga bisa diartikan sebagai tempat berkumpulnya sanak saudara, seperti dalam bentuk organisasi, Partai politik, wadah persatuan, perkumpulan dan lain sebagainya.
Jika kita pandang secara luas dalam lingkup bernegara, maka rumah kita adalah Indonesia. Kalau dalam lingkup keluarga dikenal dengan keluarga sakinah, mawaddah wa ramah, maka dalam hal berbangsa dan bernegara kita kenal dengan Kalimat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yang disematkan kepada Negeri Saba’ memiliki arti: “Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun”. Kalimat tersebut seringkali digunakan untuk menggambarkan sebuah negara yang ideal.
Mari, kita jadikan rumah yang penuh berkah dimanapun kita berkumpul. Membangun kehidupan yang baik dan mampu membawa kebaikan hidup, agar tercipta kehidupan yang penuh berkah. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin