Jakarta, Timredaksi.com — Adidas menjualnya Reebok setengah harga lebih sedikit kepada Authentic Brands Group.
Hal ini dilakukan setelah enam belas tahun mengakuisisi Reebok seharga US$ 4 miliar atau setara Rp 57,6 triliun (kurs Rp 14.400).
Melansir Detikcom, Jumat (13/8/2021), Authentic Brands Group dikenal sebagai pencaplok merek-merek yang sedang dalam fase berjuang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Authentic telah mengakuisisi Brooks Brothers dan Forever 21, menambah istal yang mencakup Sports Illustrated. Akuisisi Reebok senilai US$ 2,5 miliar (Rp 36 triliun) dilakukan saat Authentic bersiap untuk go public.
“Kami telah menetapkan pandangan kami pada Reebok selama bertahun-tahun,” kata kepala eksekutif Authentic, Jamie Salter, dalam sebuah pernyataan.
“Reebok tidak hanya memiliki tempat khusus di benak dan hati konsumen di seluruh dunia, tetapi merek ini juga memiliki distribusi global yang luas,” lanjutnya.
Reebok beroperasi di 80 negara, dengan sekitar 70% bisnisnya di luar Amerika Serikat dan Kanada. Markas besar dunianya akan tetap di Boston.
Adidas tidak asing dengan menjual bisnis yang sedang berjuang, kesepakatan yang telah dipenuhi dengan berbagai tingkat keberhasilan. Penjualannya atas merek perlengkapan golf TaylorMade membuktikan kemenangan bagi pembeli, firma ekuitas swasta KPS Partners yang sebagian diperkuat oleh kesepakatannya dengan Tiger Woods. KPS sejak itu menjual merek tersebut.
Namun merek sepatu Rockport yang dijual Adidas kepada Berkshire Partners mengajukan kebangkrutan, dan menyalahkan mantan induknya atas proses penjualan yang membutuhkan waktu lebih lama dan jauh lebih mahal dari yang direncanakan.
Shaquille O’Neal yang lini sepatunya dengan Reebok diperkenalkan pada tahun 1992 dan yang menjual saham mereknya sendiri ke Authentic Brands pada tahun 2015, merayakan penjualan tersebut.
“Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan untuk menyambut merek legendaris ini ke dalam keluarga,” katanya dalam pernyataan dari Authentic.
Ketika Adidas mengakuisisi Reebok pada 2005, Adidas berharap Reebok dapat merebut kembali kejayaan era 1980-an dan menciptakan saingan tangguh bagi Nike. Tetapi merek tersebut tersesat di dalam kerajaan Adidas yang lebih luas dan berjuang untuk terhubung dengan konsumen. Penjualan Reebok turun 19% pada 2020 menjadi 1,41 miliar euro, dari 1,75 miliar euro pada tahun sebelumnya.
“Untuk jangka waktu tertentu, merek mungkin lebih kuat daripada produk,” ungkap Kasper Rorsted, kepala eksekutif Adidas yang berbicara tentang Reebok pada tahun 2016.
“Saat ini, saya berpendapat bahwa produk kami lebih kuat dari merek, dan kami perlu memastikan bahwa kami menghubungkan kembali konsumen kami dengan merek yang kami miliki,” tuturnya. (Azzam)