Naiknya Elektabilitas AHY dan Demokrat
Oleh: Ketum DPN BMI Farkhan Evendi
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei yang ada di Indonesia, menunjukan hasil bahwa elektabilitas Partai Demokrat (PD) dan sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merangkak naik. Dari potret sejumlah survei yang digelar, AHY bahkan disebut masuk tiga besar bursa calon presiden pada Pemilu 2024 yang akan datang.
Naiknya elektabilitas AHY dan Partai Demokrat menunjukkan secara eksplisit bahwa saat ini masyarat mendukung AHY dan Partai Demokrat. Dan mereka mempunyai harapan dan kepercayaan bahwa AHY dan Demokrat akan memberikan panorama keindahan bagi masa depan rakyat Indonesia. Disisi lain, tentu mengingatkan bahwa Demokrat mempunyai ruang di hati masyarakat yang selama ini rindu kesuksesan di masa SBY.
Kenaikan elektabilitas AHY dan Demokrat juga menunjukan kinerja politik para kader, baik di legislatif maupun di tengah-tengah masyarakat berjalan kompak, Demokrat berkoalisi dengan rakyat merupakan langkah tepat yang harus dijaga dan diemban oleh semua.
Bintang Muda Indonesia (BMI) sebagai sayap Partai Demokrat sangat menyambut baik dan gembira atas naiknya elektabilitas AHY dan Patai Demokrat. Menurut BMI, kepribadian AHY dan sikap politik yang santun dan merakyat, sangat disenangi oleh masyarakat. AHY dan Demokrat juga tak tanggung-tanggung membela kepentingan rakyat dengan bukti nyata bagaikan oase di tengah padang pasir yang sangat mengobati haus dahaga.
AHY dan Demokrat juga selama ini berkomitmen dan terus konsisten dalam membela rakyat, membela kepentingan rakyat dan memperjuangkan seluruh aspirasi rakya. Di DPR juga sudah terbukti sepak terjang Demokrat dalam menyampaikan aspirasi rakyat.
Namun, naiknya elektabilitas AHY dan Demokrat juga seringkali mendapatkan serangan. Belum lama ini AHY juga dibenturkan dengan Moeldoko. Moeldoko dengan terang-terangan akan mengambil alih pucuk pimpinan Demokrat, namun gagal.
Serangan kepada AHY dan Demokrat dengan tagar ‘Tenggelamkan Demokrat’ juga menjadikan rakyat semakin ‘melek’ soal politik. Menurut rakyat ini merupakan bentuk ketakutan yang sangat berlebihan dan menunjukkan kekhawatiran soal eksistensi dan elektabilitas Demokrat yang selama ini merangkak naik.
Bahkan beberapa waktu lalu, AHY dan Demokrat juga dituding menunggangi mahasiswa dalam melakukan aksi demo soal PPKM Darurat. Demokrat pun mempertanyakan tuduhan tak berdasar itu, karena di tengah semakin memburuknya situasi Indonesia akibat pandemi covid-19, masih saja ada fitnah dan memainkan isu politik.
Harusnya mereka melihat dari sudut pandang lain, bisa saja naiknya elektabilitas Demokrat juga merupakan bentuk kekecewaan rakyat kepada pemerintah dan partai pendukungnya yang dinilai telah gagal mewujudkan janji politiknya, yaitu meningkatkan sektor ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun gagal.
Kegagalan pemerintah dalam menangani covid yang berdampak pada sekaratnya sektor keuangan dan ekonomi jangan sampai mencari kambing hitam. Bisa saja, mencari kambing hitam kepada Demokat malah justru akan menjadi boomerang. Karena saat ini rakyat sudah cerdas, bahkan semakin simpati dengan Demokrat atas semua tuduhan yang dilakukan kepadanya. Rakyat juga mencatat kiprah Demokrat selama pandemi, rakyat juga bisa membandingkan pemerintah kini dengan zaman SBY.
Gelombang perlawanan dan kekecewaan rakyat akibat pandemi ini yang benar-benar menyentuh penderitaan masyarakat bawah, terlebih adanya kasus korupsi dana bansos oleh mantan mensos Juliari P Batubara yang merupakan bagian dari pimpinan inti PDIP, juga sangat menimbulkan kekecewaan rakyat. Penegakkan hukum yang dinilai tebang pilih juga menambah deretan kekecewaan rakyat terhadap pemerintah saat ini.
Dengan naiknya elektabilitas AHY dan Demokrat, maka disinyalir pada pemilu 2024 akan menjadi pertarungan yang sangat sengit antara Partai Demokrat dan PDIP. Ini akan mengulang sejarah politik di Indonesia.
Dalam puncak pertarungan sengit itu, BMI berharap Demokrat menjadi Partai dengan raihan suara perlawanan yang lebih fenomenal dari kemenangan PDIP di 1999.
Demokrat berkoalisi dengan rakyat tentu akan menjadi indikator kesuksesan rakyat Indonesia dan membayar kontan cita-cita bangsa yang selama ini belum terwujud secara sempurna.