News

Edy Rahmayadi Jewer Kuping Pelatih Biliar, Angggota DPR Sebut Tindakan Kurang Elok

365
×

Edy Rahmayadi Jewer Kuping Pelatih Biliar, Angggota DPR Sebut Tindakan Kurang Elok

Share this article

Timredaksi.com – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi kembali membuat heboh beberapa hari lalu. Hal itu terkait aksi menjewer telinga seorang pelatih biliar Sumut, dan aksi itu membuat sang pelatih emosi lantas menyebut Edy gila hormat.

Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus menyayangkan tindakan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi yang kesal kepada pelatih biliar Khoiruddin “Coki” Aritonang yang tidak ikut tepuk tangan dalam sebuah acara di rumah Gubernur,  lalu memanggil dan menjewer telinga sang pelatih tersebut.

“Tindakan Edy Rahmayadi  memarahi seseorang kurang elok dilakukan oleh seorang pemimpin tempat umum atau ruang ruang publik. Apalagi bukan sekedar memahari saja juga mengeluarkan kata  “sontoloyo”  juga jeweran di telinga sang pelatih biliar, lalu di usir dari tempat acara, ujar Guspardi, Jumat (31/12).

Menurutnya, anggota Baleg DPR RI, kalaupun mau memperingati dan memarahi sebaiknya yang bersangkutan di panggil khusus dan dibicarakan empat mata.

“Bagaimanapun “Coki” Aritonang bukanlah anak buah atau bawahan langsung dari Gubernur karena bukanlah seorang pegawai negeri sipil. Dia adalah orang yang diminta untuk melatih cabang olahraga biliar untuk tim  PON  Sumatera Utara,” tuturnya

Politisi PAN itu menilai tindakan Edy  bisa menjadi bumerang bagi pria yang menjabat sebagainya Gubernur Sumatera Utara ini. Tindakan arogan yang dipertontonkan diranah publik merupakan bentuk arogansi.

Baca Juga  Alus UK Murib Buka Ruang Bagi Pemuda Puncak Dalam Pembangunan Daerah

“Tidak pantas dilakukan dan merupakan kesalahan, karena telah mempermalukan seseorang. Sang pelatih bahkan menyebut pak Edy sebagai seseorang yang gila hormat. Tentu hal ini memunculkan dinamika dan  ketidakharmonisan,” paparnya

Oleh karena itu, kata Hi Gaus permintaan maaf adalah bagian yang perlu disikapi oleh Edi Rahmayadi dan menjadi jalan keluar dari persoalan ini. Ia mengatakan kejadian seperti bisa menjadi introspeksi bagi kepala daerah yang lain agar sesuatu yang kurang elok ini jangan terulang lagi.

“Semestinya seorang pemimpin  bisa menahan emosi dan mengendalikan diri, “pungkasnya

Sebelumnya, dalam sebuah video yang dibagikan warganet, tampak Edy Rahmayadi melakukan aksinya saat gelaran acara penyerahan tali asih kepada para atlet PON di rumah dinasnya. Saat bicara di depan atlet dan pelatih, Edy tiba-tiba memanggil seseorang naik ke atas panggung.

“Kamu dari mana?” tanya Edy, yang dijawab oleh Khoiruddin, “Pelatih biliar.” “Kamu kenapa tidak tepuk tangan,” tanya Edy lagi.

Namun pertanyaan orang nomor satu di Sumut kali ini tidak dijawab Khoiruddin, yang akrab disapa Choki. Choki malah dapat jeweran di telinganya. Usai kejadian itu, mantan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut juga secara tegas meminta Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut, Ismadi Lubis, untuk mencoret nama Choki dari pelatih biliar.

Baca Juga  Indonesia Mencari 1000 Polisi Baik yang Tidak Pernah Pungli

Lebih lanjut Choki mengaku trauma setelah peristiwa itu. Ia benar-benar merasa dipermalukan karena ia dijewer dan diusir di depan umum. Sampai saat ini, Choki masih berusaha menghilangkan traumanya.

“Saya ingin hilangkan rasa trauma ini. Kalau ada yang mampu menjawab menghilangkan rasa trauma, saya enggak masalah juga. Biarkan berlalu. Saya jalan ini banyak yang nanya viral kali Abang yang dijewer itu. Rasanya saya mau pakai topeng,” kata Choki didampingi kuasa hukumnya dalam konferensi pers di Medan kemarin.

Sambil menangis, ia bercerita merasa sangat malu lantaran banyak orang yang tahu kejadian itu. Dia tak ingin dikenal oleh banyak orang karena peristiwa tersebut.

“Saya malu sekali. Orang-orang ketemu dengan saya, mereka nanya abang yang dijewer gubernur itu kan. Malu saya. Kalau pun mau terkenal jangan gara-gara ini,” kata Choki.

Choki mengaku dirinya harus menenangkan diri akibat menanggung rasa malu. Keluarganya pun merasa terpukul dengan perlakuan yang diterimanya. Namun ia berharap permasalahan tersebut masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan. ”

Adik saya sampai nanya, kau kenapa?. Saya butuh waktu untuk menghilangkan rasa trauma itu,” ujarnya.

“Saya harap ada penyelesaian secara kekeluargaan. Saya minta (Edy Rahmayadi) menyampaikan permintaan maaf secara terbuka,” kata singkat Choki (ror)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *