Jakarta_Timredaksi.com–Pengusaha kecil di Lokasi Gudang Penunjang Kegiatan Nelayan (GPKN) Muara Baru Center (MBC), Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachamn (PPSNZ) Muara Baru Jakarta Utara membuat permemoh agar pengelolaan Perum Prindo dan Prinus bisa mencarikan solusi dalam persoalan banjir.
Namun semua itu hanya langkah sia-sia, pasalnya sudah lima tahun dikeluhkan para pengguna jasa sewa lahan MBC namu sampai kini tak ada respon.
“Kita sudah buat permohonan berkali-kali kepada perum sebagai pengelola bagai mana langkah agar tidak terjadi banjir dilokasi pelabuhan namun tidak ada tanggapan,” kata Hi. Eddy Suhedi pada awak media, Jum’at 20/5/2022.
Hi. Eddy mengukapkan baru-baru ini mereka konsultasi berharap agar drenase bisa diperbaiki namun justru mereka dibebankan dalam persolan tersebut.
“Kemarin kami pengajuan untuk bagai mana agar drenasi yang tidak lancar bisa diperbaiki, namun malah kami disuruh patungan sudaya para penyewa. Berdasarkan kami sebagai penyewa kenapa kita dibebankan kembalikan itu seyogyanya ranah perum,” ungkap Edy
Hal tersebut merupakan hak mereka mendapatkan pasilitas pelayan dari pihak penanggungjawab pengelolaan pelabuhan yakni Perum Perindo dan Prenus.
“Jadi bagai mana pun kami membayar setiap tahunnya sesuai tepat waktu dan lancar. Namu bila mana kami mempertanyakan persoalan pelabuhan namu lagi-lagi kami jarang ditanggapi,” tukasnya
“Perum sebagai perusahan yang bonapik seharusnya beri tanggung jawab penuh, apalagi itu milik BUM mungkjn harus lebih akuratif mendengarkan keluhan pengusaha kecil seperti kami ini,” Imbuhnya
Lebih Lanjut Hi. Eddy mewakili rekan para pengusa di MBC menuturkan, parahnya banjir dipelabuhan PPNZ Muara Baru disebabkan tidak tertatanya tatanya gudung Cold Storage (perusahan pengelolaan ikan/udang_red) serta ditambah banyak tertutupnya saluran aliran drenase di lokasi MBC itu
“Saya mewakili teman-teman juga sangat resah banjir setiap tahun mengenang di areal kami. Bagunan-bagunan Gedung Cold Storage sudah merajalela, namu bayak sekali drenase yang tidak terarah jadi pembuangan limbah itu semaunya saja asal buang begitu aja, tanpa melihat dampak dan sapa yang dirugikan,” tuturnya
Eddy berharap pihak pimpinan Perum Perindo bisa serius dalam pembenahan pelabuhan yang nota Ben pelabuhan internasional itu
“Dari sekitar tahun 1987 kita kontrak artinya sudah puluhan tahun duduk dipelabuhan jadi kami mohon perhatian Perum. Kami sebagai penguna jasa pengusah kecil mohon juga tatakelola gudung cold storage bisa ditinjau kembali karena kanan kiri tidak ada drenase sehingga banya merugikan orang,” pungkasnya
Terpisah, meski sudah mendapat sorotan dan kecamanan dari ketua DPR komisi IV, Sudin pada Jum’at 8/4/2022, pasalnya agar beberapa perusahaan melakukan perbaikan saluran drainase dilokasi MBC dengan waktu satu bulan. Namun itupun belum ada tindak lanjut dari direktur utama Perum Perindo, Sigit Muhartono.
“Jadi saya perintahkan perusahan-perusahaan bisa membuat got minimal lebarnya 80 cm. Jadi kalau hujan airnya melimpah bisa langsung ke got. Kita kasih waktunya satu bulan,” kata Sudin di lokasi MBC Jakarta Utara
“Jangan mau seenaknya saja, punya duit meninggikan satu meter, tidak peduli orang banjir atau tidak. Nah kalau jalan lebih rendah pembuangan air gak ada? mau dibuang ke mana airnya,” ungkapnya