News

Usai Vaksin Semua Orang akan Mati Dalam 2 Tahun, Cek Faktanya

Jakarta, Timredaksi.com – Salah satu alasan penerapan vaksinasi adalah untuk menekan angka kasus akibat Covid-19 yang mulai melonjak.

Namun, ditengah-tengah pandemi kerap beredar pesan yang merujuk pada sebuah berita berjudul ‘Nobel Prize Winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’.

Pesan tersebut menjelaskan bahawa orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun dan tidak ada pengobatan bagi mereka berdasarkan pernyataan ahli virologi dan penerima hadiah Nobel, Luc Montagnier.

BACA JUGA: 

 

Berikut isi narasinya:

BREAKING NEWS: Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun

Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin.

Dalam wawancara yang mengejutkan, ahli virologi top dunia menyatakan dengan kosong:

‘”tidak ada harapan, dan tidak ada pengobatan yang mungkin bagi mereka yang telah divaksinasi. Kita harus siap untuk membakar mayat.”

Jenius ilmiah mendukung klaim ahli virologi terkemuka lainnya setelah mempelajari konstituen vaksin.

“Mereka semua akan mati karena peningkatan yang tergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.”

Setelah dilakukan penelusuran, tidak ada penyataan ahli virologi sekaligus peraih hadiah Nobil Bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis terkait klaim tersebut.

Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman trun back hoax pada 21 Juli 2021.

“Kedua, Mogtagnier tidak mengatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin eksperimental Covid-19 akan “mati semuanya” dalam dua tahun. Kutipan itu secara keliru dikaitkan dengan meme berita palsu yang telah beredar secara luas,” ujar Coleste McGovers.

Sementara terdapat penyataan lain yang dibantah lantaran menjelaskan bahwa vaksinasi massal melawan Covid-19 akan menyebabkan terciptanya varian virus berbahaya dan mendorong kematian.

Profesor biokimia, Peter Stoilov, phD. Mengatakan bahwa mutasi varian SARS-Cov-2 ini muncul sebelum vaksin dibuat atau tersedia secara luas.

BACA JUGA:

Dari penjelasan di atas, pesan tersebut termasuk infomasi yang salah dan dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.

(Salsa/lingkarkediri).

Azzam Putra

Recent Posts

La Fedumu Resmi Pimpin DPD Tani Merdeka Indonesia Muna, Siap Perjuangkan Hak Petani

Timredaksi.com, Kendari – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kabupaten Muna resmi dikukuhkan…

1 day ago

Mangkir dari Perintah Pengadilan, Perusahaan Istri Menteri Perindustrian Diajukan PKPU

Timredaksi.com, Jakarta - Polemik hukum melibatkan PT Asiana Senopati, perusahaan properti milik Loemongga HS, istri…

2 days ago

Harnas UMKM: Pemerintah dan ABDSI Teguhkan Komitmen Dorong UMKM Naik Kelas

Timredaksi.com, Jakarta – Peringatan Hari Nasional Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Harnas UMKM) 2025 menjadi…

4 days ago

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT Oleh: Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman…

6 days ago

Bintang Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Garut Resmi Dilantik, Siap Dukung Kemenangan Partai Demokrat

Timredaksi.com, Garut – DPN Bintang Muda Indonesia (BMI) secara resmi melantik Asep Achlan sebagai Ketua…

6 days ago

Pembela Amanat Sejati (PASTI) Berbagi Kebaikan Kepada Anak Yatim dan Dhuafa

Timredaksi.com, Jakarta - Hari ini Jumat, tanggal 08-08-2025 Organisasi Baru yang bernama Pembela Amanat Sejati…

1 week ago