News

Ribuan Peluang Kerja di Turki Terancam Gagal, Pengusaha Desak Pemerintah Bertindak

Timredaksi.com, Jakarta — Ribuan impian anak bangsa untuk bekerja secara legal di luar negeri kini terancam kandas. Program penempatan tenaga kerja Indonesia ke Turki, yang semula disambut dengan penuh harapan, kini terhambat oleh ruwetnya proses birokrasi, terutama dalam penerbitan visa kerja, Selasa (22/4/2025).

Program kerja sama antara pengusaha Indonesia dengan perusahaan-perusahaan sektor pariwisata dan perhotelan di Turki membuka 10.000 lowongan kerja, sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk mengurangi angka pengangguran nasional. Para calon pekerja telah menyelesaikan pelatihan, melengkapi dokumen, dan siap diberangkatkan. Namun mimpi itu kini tertahan di meja administrasi.

Sejak awal 2025, pengajuan visa ke Kedutaan Besar Turki di Jakarta mulai tersendat. Jika pada Januari satu pengajuan bisa diproses dalam waktu seminggu, kini berkas menumpuk tanpa kepastian. Hingga pertengahan Maret, dari 168 berkas yang masuk, hanya 78 yang berhasil diproses. Alasannya? Keterbatasan staf di bagian visa hanya dua orang untuk menangani ribuan aplikasi.

“Kami sudah mengikuti semua prosedur sesuai aturan, tapi malah terhambat oleh birokrasi yang lambat dan tidak efisien,” keluh Almer Rizal, salah satu perwakilan perusahaan penyalur tenaga kerja (PJTKI). Ia menyebut ada kekhawatiran proses mulai tidak transparan, dengan dugaan perlakuan khusus terhadap pihak-pihak tertentu.

Lebih parah lagi, beberapa hotel di Turki yang telah menandatangani kontrak kerja dengan pekerja Indonesia mulai menarik diri akibat ketidakpastian ini. Bagi para CPMI, ini bukan hanya soal tertundanya keberangkatan, tapi juga hancurnya harapan untuk memperbaiki hidup.

“Kami berusaha membuka lapangan kerja, tapi justru seolah dipersulit. Jangan sampai visa kerja jadi ajang permainan kuasa. Yang dirugikan bukan hanya kami, tapi juga reputasi Indonesia di mata dunia,” tegas Almer.

Para pengusaha berharap pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan BP2MI segera turun tangan. Mereka mendesak adanya diplomasi aktif dan langkah nyata untuk menyederhanakan proses visa serta menjamin perlakuan yang adil dan transparan bagi semua calon pekerja.

Salsa Sabrina

Recent Posts

RESENSI BUKU : Menakar Kepemimpinan Prabowo dalam Isu-isu Papua

RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…

2 days ago

Resmikan Groundbreaking Ekosistem Baterai, Publik Apresiasi Kinerja Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…

2 days ago

UP PKB Pulogadung Tegaskan Komitmen Penegakan Aturan ODOL: Kendaraan Baru Wajib Sesuai Dimensi Standar

Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…

3 days ago

Terobosan Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…

6 days ago

Kunjungan Kerja ke Distrik Iniye, Nius Wakerkwa Bagikan Sembako

Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…

6 days ago

Ketua Mahkamah Agung Hadiri Penandatanganan Naskah DIM RUU KUHAP

Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…

1 week ago