“Dari 13 korban, delapan anak sampai melahirkan kini berada di Garut, hanya satu korban tinggal di Kota Bandung,” ujar Yoel.
“Usia korban 13-16 tahun kini harus mengurus bayi tanpa suami karena korban pelecehan dengan modus sekolah gratis,” tambahnya.
Yoel mengaku telah mendatangi Pondok tempat tinggal dan tempat belajar para santriwati.
Hasil keterangan dari para tetangga menyebut ada banyak kejanggalan.
Yoel meyakini jumlah korban lebih dari 13 orang.
Untuk itu, ia meminta Pemkot Bandung ikut membantu para korban dengan mengecek ke lokasi.
Menurut Yoel, korban termuda 13 tahun melahirkan kini bayinya berusia 1 tahun.
“PSI, peduli dengan nasib korban, saksi dan keluarganya termasuk bayi-bayi yang dilahirkan yang dimana mereka masih dibawah umur harus mempunyai masa depan,” ujarnya.
(Montt/Tribunnews)
Page: 1 2
Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…
Timredaksi.com, Jakarta - Musyawarah Nasional I (Munas I) Bintang Muda Indonesia (BMI) Demokrat akan digelar…
Timredaksi.com, Wamena — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Tanius Gwijangge, menyerahkan bantuan sembako…
Timredaksi.com, Jakarta - Ketua Umum Forum Silaturahmi Media Mahkamah Agung Republik Indonesia ( FORSIMEMA-RI )…
Rasisme di Papua: Mengapa Tak Belajar Dari Gus Dur Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman…
Timredaksi.com, Jakarta — Dalam perkembangan tren wisata halal yang semakin diminati masyarakat Muslim, komunitas Wara…