News

Ini Sosok SB, Kiai di Jombang yang Ngaku Khilaf Usai Perkosa Belasan Santriwati Ponpes

Jakarta, Timredaksi.com – Sosok petinggi pondok pesantren di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kiai SB (49) yang merupakan tersangka pencabulan terungkap.

Ia merupakan kiai yang telah mencabuli hingga menyetubuhi belasan santriwatinya di sebuah pondok pesantren.

Saat menghadiri konferensi pers di Mapolres Jombang, Senin (15/2/2021), Kiai SB terlihat mengenakan baju tahanan berwarna oranye-biru serta masker.

Ia tidak mengenakan atribut keagamaan apapun bahkan tidak mengenakan peci.

Sepanjang konferensi pers, ia hanya tertunduk dan berusaha menghindari sorot kamera.

Fakta-fakta kasus pencabulan hingga pemerkosaan oleh Kiai SB

Sebelumnya, kasus pencabulan hingga pemerkosaan santriwati ini bermula pada 2018.

Menurut Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho, Kiai SB memanfaatkan statusnya sebagai petinggi ponpes untuk membuat para korban menuruti kehendaknya.

Saat melancarkan aksinya, SB memilih santriwati yang cantik dan mendatangi asrama korban.

Setelah berada di dalam kamar korban, ia akan memaksa korban berhubungan badan dengannya atau melakukan seks oral.

Tidak hanya satu atau dua orang, sedikitnya sudah ada 15 santriwati yang menjadi korban Kiai SB.

Parahnya, Kiai SB dengan enteng mengaku kepada polisi bahwa ia khilaf.

“Saya khilaf, gelap,” kata SB dihadapan polisi saat konferensi pers di Mapolres Jombang, Senin (15/2/2021).

Dari pengakuan salah satu korban, Kiai SB kerap memaksa untuk melakukan seks oral dengan dalih agar ilmu yang korban terima dapat menjadi berkah di kemudian hari.

Bahkan perbuatan yang sama telah ia lakukan pada korban sebanyak lebih dari tiga kali.

Tak habis pikir, ternyata salah satu korban merupakan pacar dari anak kandung SB yang memilih kabur dari pondok pesantren.

Santriwati asal Johoroto itu memilih kabur karena tidak kuat menerima perlakuan keji dari Kiai SB.

Kemudian, yang menjadi korban nafsu bejat Kiai SB ini merupakan santriwati dengan usia berkisar antara 16 hingga 17 tahun.

Dari belasan terduga korban, sejauh ini sudah enam orang korban yang melapor.

Besar kemungkinan masih banyak korban lainnya yang belum melapor.

Lalu, menurut Agung, semua santri pondok pesantren terkait telah dipulangkan hingga kasus ini diproses.

Buntut dari kasus ini, warga sekitar pondok pesantren mendesak pemerintah dan polisi untuk menutup ponpes tersebut.

 

NB : Jangan lewatkan detik-detik Kebakaran Kapal di Samarinda Kalimantan. Dua Kapal langsung Habis terbakar dan meledak.

KLIK LINK 

https://youtu.be/9gaCmNhbEBQ

 

Hamizan

Recent Posts

La Fedumu Resmi Pimpin DPD Tani Merdeka Indonesia Muna, Siap Perjuangkan Hak Petani

Timredaksi.com, Kendari – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kabupaten Muna resmi dikukuhkan…

2 days ago

Mangkir dari Perintah Pengadilan, Perusahaan Istri Menteri Perindustrian Diajukan PKPU

Timredaksi.com, Jakarta - Polemik hukum melibatkan PT Asiana Senopati, perusahaan properti milik Loemongga HS, istri…

2 days ago

Harnas UMKM: Pemerintah dan ABDSI Teguhkan Komitmen Dorong UMKM Naik Kelas

Timredaksi.com, Jakarta – Peringatan Hari Nasional Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Harnas UMKM) 2025 menjadi…

4 days ago

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT Oleh: Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman…

6 days ago

Bintang Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Garut Resmi Dilantik, Siap Dukung Kemenangan Partai Demokrat

Timredaksi.com, Garut – DPN Bintang Muda Indonesia (BMI) secara resmi melantik Asep Achlan sebagai Ketua…

6 days ago

Pembela Amanat Sejati (PASTI) Berbagi Kebaikan Kepada Anak Yatim dan Dhuafa

Timredaksi.com, Jakarta - Hari ini Jumat, tanggal 08-08-2025 Organisasi Baru yang bernama Pembela Amanat Sejati…

1 week ago