Featured

Guru Besar UPI Bandung Gaungkan Penguatan Pendidikan Karakter

 

TIMREDAKSI.COM, CIANJUR – Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd dan tim melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pembinaan Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Internalisasi Nilai-Nilai Religius pada Guru” di Kampung Cimapag, RT 003 RW 003, Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Sabtu (09/04/2022).

Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd mengatakan, beberapa permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan, di antaranya adalah kurangnya keteladanan guru kepada siswa, rendahnya pemahaman guru tentang penguatan pendidikan karakter, serta minimnya pelatihan bagi guru untuk memahami pentingnya penguatan pendidikan karakter.

“Hal tersebut mengakibatkan rendahnya usaha guru untuk memperkuat karakter siswa, sehingga berakibat pada potensi karakter yang dimilikinya. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memadukan ide-ide dan gagasan-gagasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,” katanya kepada wartawan, Ahad (08/05/2022).

Dosen asal Cianjur ini juga berharap kegiatan yang sedang dilaksanakan menghadirkan pencerahan dan cakrawala akademik ke dalam minda serta penalaran para guru, sehingga mereka sadar dan mampu menginternalisasikan nilai-nailai karakter religius dalam pembelajaran di sekolah.

Menurutnya, dalam pendidikan karakter, peran guru sangat diutamakan untuk mengembangkan kepribadian siswa. Guru merupakan suri tauladan pendidikan karakter di sekolah. Sehingga untuk menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi, seperti pedagogik, keperibadian, sosial, dan profesional.

“Dengan kegiatan ini, kedepan para guru diharapkan tidak tendesius pada aspek moral knowing saja dalam proses pendidikan di sekolah. Tetapi mereka mesti mengintegrasikan aspek moral knowing, moral feeling, serta moral action (M3),” ucapnya.

Prof Sofyan menyampaikan, menghadirkan _moral feeling_ dan _moral action_ merupakan ihwal penting dan utama dalam proses pendidikan. Dengan kata lain, _moral action_ merupakan produk yang mesti dihasilkan oleh pendidik, setelah melewati tahap _moral knowing_ dan _moral feeling_.

“Selain itu, menghadirkan _moral action_ pada diri siswa sejatinya mencandrakan keberhasilan pendidik dalam mengajar,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, banyak orang tua yang senang bila anaknya meraih nilai yang bagus dalam pembelajaran. Namun belum banyak yang memperhatikan karakter.

“Dengan kata lain, seharusnya orang tua tidak hanya memfokuskan pada capaian-capaian kognitif semata pada anaknya. Karena hal ini dapat memicu dan memacu munculnya persoalan karakter, dekadensi moral, etika dan budi pekerti yang tidak baik bagi anak,” tutupnya.

Wandi Ruswannur

Recent Posts

Neng Eem: Sudah Semestinya Negara Hadir untuk Pesantren

Timredaksi.com, Jakarta – Ketua Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, menegaskan bahwa…

12 hours ago

Menyiapkan Generasi Pembelajar Kritis dan Kreatif Lewat Deep Learning

Timredaksi.com, Salatiga - Seminar Nasional bertema “Deep Learning dalam Pembelajaran di Sekolah” diselenggarakan oleh Fakultas…

4 days ago

Keluarga Duka Zaverius Magai Sampaikan Terima Kasih kepada PT Freeport Indonesia dan PT Redpath Canada

Timredaksi.com, Mimika - Setelah melalui proses pencarian dan evakuasi yang berlangsung selama lebih dari 27…

4 days ago

Dukung Program MBG, FGMI: Demi Perbaikan Gizi Anak Bangsa

Timredaksi.com, Jakarta - Forum Generasi Milenial Indonesia (FGMI) mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar…

5 days ago

Pegadaian Resmi Luncurkan Super Apps ‘Tring!’: Integrasikan Seluruh Ekosistem Emas dan Keuangan Digital dalam Satu Genggaman

Timredaksi.com, Jakarta – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,…

5 days ago

Satriani Wisata Menjelajahi Jejak Islam di Spanyol Sebagai Destinasi Utama Wisata Muslim

Timredaksi.com, Jakarta – Spanyol semakin populer sebagai destinasi wisata muslim dunia. Negara yang dikenal dengan…

2 weeks ago