Asep Lutfi Suparmam (23) pemilik kedai kopi di Tasikmalaya, Jawa Barat harus mendekam di penjara karena melanggar PPKM darurat.
Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya kemudian mengeksekusi Asep sesuai vonis persidangan yakni menjalani tiga hari kurungan penjara.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjajaran (Unpad) mengunggah gambar Jokowi dengan narasi ‘kami bersama Jokowi, tapi boong’. Gambar itu diunggah di media sosial BEM Fisip Unpad.
Seperti dilihat detikcom pada Jumat (16/7/2021) pukul 15.00 WIB, ada 10 gambar yang diunggah dalam satu unggahan. Unggahan pertama berupa gambar Jokowi dengan tulisan ‘Kami bersama Presiden Jokowi’. Di bawah tulisan itu, terdapat tulisan kecil ‘baca sampai slide akhir’.
Di gambar berikutnya, terlihat dua foto Jokowi dengan tulisan ‘tapi boong’. Di gambar lainnya terlihat foto kabinet beserta narasi tentang rezim Jokowi saat ini dan lainnya.
Gambar lainnya juga berupa narasi ditambahkan dengan screenshoot. Ada lima poin isu yang diangkat dalam unggahan tersebut.
Adapun lima isu tersebut di antaranya soal Presiden anti kritik, yang kritik diserang buzzer, soal Presiden pakai baju adat yang justru menyerang masyarakat adat kemudian disisipkan soal fakta kasus ketua komunitas adat Laman Kinipan Effendi Buhing.
Kemudian ada isu tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dalam unggahannya itu disebut ucapan Jokowi tak selaras dengan jajarannya. Lalu soal kasus COVID-19 saat ini, Jokowi yang disebut antilockdown. Terakhir , soal isu jabatan publik hingga komisaris BUMN dipegang orang dekat Jokowi.
Unggahan di Instagram tersebut mendapat 342 komentar. Adapun komentar yang diucapkan netizen mendukung unggahan itu maupun menjadikan guyonan.
“Kami bersama Jokowi, syarat dan ketentuan berlaku,” ucap pemilik akun Instagram @Farr****
“Sebagai alumni Unpad, gue lebih suka cara almamater gue mengkritik, bergaya timur tapi tetap kritis,” ucap akun Instagram @gana****
Adapula komentar netizen yang seakan berguyon. “Jangan kayak gitu, gk boleh kritik presiden. Bismillah komisaris,” ucap akun @dw*****
Ketua BEM FISIP Unpad Virdian membenarkan soal unggahan itu. Dia menyatakan unggahan itu bisa dipertanggung jawabkan..
“Betul (bisa dipertanggungjawabkan). Makanya kami mencatut berbagai referensi ilmiah. Kami menyatakan itu dengan tegas dan yakin,” kata Virdian kepada detikcom.
Virdian menyatakan ada tiga pemantik yang membuat BEM Fisip Unpad mengunggah gambar itu. Pertama soal pernyataan vaksin berbayar, kemudian adanya BEM di Bali yang membela Jokowi dan menantang BEM lain. Kemudian soal dipanggilnya BEM Unnes usai mengunggah gambar ‘King of Silent’ dan ‘Queen of Ghosting’.
“Di mana kami melihat harusnya ada pembelajaran dari BEM UI ketika rektor memanggil bukan hal yang tepat, ternyata terulang kembali di Unnes mengkritik yang kemarin ‘King of Silent dan ‘King of Ghosting ‘ tapi kemudian ada panggilan atau represi bebas dalam kampus,” kata dia. (Salsa/Detikcom)
RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…
Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…
Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…
Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…
Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…
Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…