News

Data ADB 22 Juta Rakyat Kelaparan Kronis Era Jokowi, Kemana Saja Jokowi?

Timredaksi.com, Jakarta – Lembaga riset internasional Asian Development Bank (ADB) memberikan kabar terkait riset terhadap kondisi Indonesia.

ADB mengungkap bahwa ada sebanyak 22 Juta rakyat Indonesia jatuh pada kelaparan kronis pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Hal ini membuat data pertumbuhan ekonomi dan pembangunan insfrastruktur berbanding terbalik alias jomplang.

Ketua Umum DPN Bintang Muda Indonesia Farkhan Evendi menyebut data yang disampaikan oleh ADB sangat memberikan cambukan bagi pemerintah serta segera mengevaluasi kinerja pemerintah khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

“Semua rusak oleh data ini namun perlu juga diketahui lembaga sosial yang beragam pun sebetulnya sudah kerja keras membantu pemerintah tapi itupun gagal menutupi sebagian besar perut rakyat yang masih miskin, “ujarnya Farkhan, Senin (20/1/2022).

Menurut Farkhan, data ADB tersebut juga membuat Jokowi akan dikecam orang bila kemudian ada keluarganya yang malah sibuk berkecimpung memikirkan politik apalagi masuk dalam pencalonan gubernur, selanjutnya termasuk juga bisnis yang dijalankan keluarga Jokowi yang melejit entah darimana saja datanya.

“BMI menghimbau agar Presiden mengevaluasi para menteri khususnya Airlanggga selaku pimpinan tim ekonomi Presiden,”tegasnya.

BMI menilai bahwa ekonomi kerakyatan telah diabaikan oleh Jokowi sehingga pembangunan jangka panjang berupa memutus mata rantai kemiskinan tak dilaksanakan dengan baik.

“Selain itu pembangunan pendidikan tak diprioritaskan pemerintah, negara lebih suka membangun gedung dan tol dari pada membangun masa depan kualitas sumber daya alam, tanpa memprioriraskan pendidikan jangan harap ada perbaikan kesejahteraan, carity pemerintah di bidang sosial, UMKM dan pendidikan sangat lemah, pemerintah lebih berpedoman pada sesungguhnya kekuasaanku, kebijakanku, perhatianku adalah untuk oligharki, konglomerat dan kekuatan asing,” kata Farkhan.

Selain itu, data kelaparan kronis yang menimpa warga juga jelas semakin menjauhkan negara dari upaya pemenuhan gizi warga.

Maka kelaparan adalah puncak masalah bangsa dimana jumlah bayi stunting meningkat, kriminalitas meningkat, negara terkesan cuek

“Negara seperti ibu tiri jahat yang membiarkan anaknya kelaparan lalu dia sibuk bersolek dan berjalan kesana kemari sedang tangisan anaknya yang lapar diabaikan, negara tanpa rakyat yang kuat hanya akan menunggu hancurnya saja beserta hutang-hutangnya yang menggunung,” pungkasnya.

 

Intan

Recent Posts

Siapkan UIN dan Pesantren untuk Pendidikan Anak Palestina, Menag: Amanat Presiden Prabowo

Timredaksi.com, Jakarta -- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama telah menyiapkan jaringan Universitas…

7 mins ago

DLH Sulawesi Utara Perkuat Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

Timredaksi.com, Sulawesi Utara -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Utara terus memperkuat komitmennya dalam…

20 mins ago

DLH Sulawesi Tengah Gencarkan Program Kampung Iklim untuk Perkuat Aksi Mitigasi dan Adaptasi Iklim

Timredaksi.com, Sulteng -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah terus memperkuat upaya penanggulangan perubahan…

1 hour ago

DLH Kabupaten Wakatobi Luncurkan Sejumlah Program Strategis untuk Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Timredaksi.com, Wakatobi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wakatobi terus mendorong peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan…

2 days ago

DLH Kutai Barat Dorong Peningkatan Kesadaran Pemilahan Sampah dari Sumbernya

Timredaksi.com, Kutai Barat — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat (Kubar) terus menggalakkan partisipasi masyarakat dan…

2 days ago

Kabar BGN Pro-Asing Terkait Jelantah MBG, SAS Institute : Ada Potensi 620 Milyar Korupsi

Timredaksi.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mendorong BGN melakukan komersialisasi dari…

2 days ago