News

Tanggung Jawab Pemerintah dan Rasa Beragama yang Adem

603
×

Tanggung Jawab Pemerintah dan Rasa Beragama yang Adem

Share this article

Tanggung Jawab Pemerintah dan Rasa Beragama yang Adem

Oleh: Ketum DPN BMI Farkhan Evendi

 

Bangsa Indonesia di dalamnya terdiri dari berbagai suku, budaya, agama, ras, kepercayaan serta aliran yang selalu mewarnai dalam dinamika demokrasi. Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, semua sudah di atur dalam tatanan Undang-Undang Dasar, norma dan aturan-aturan lain yang tidak bertentangan, baik secara hukum maupun secara norma dan lainnya yang berlaku di negara Indonesia.

Dalam kehidupan, dinamika perbedaan memang akan selalu muncul, karena itu sudah menjadi sunnatullah, apalagi DI Indonesia yang memiliki wilayahbkepulauan terbanyak di dunia, selain itu juga bahwa Allah menciptakan manusia yang satu akan berbeda dengan manusia lain. Sehingga keberagaman disini menjadi multi dimensi.

Namun, kini soal urusan agama karena perbedaan yang ada kini kembali menjadi semakin tegang. Bahkan sikap intoleran kini sudah menjamur dikalangan umat beragama, pemicunya bisa dari sentimen beragama maupun prasangka dan sikap tenggang rasa.

Persoalan urusan agama, jika tidak ditangani dengan benar oleh pemerintah maka ini akan menjadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan menjadi persoalan yang sangat mengkhawatirkan untuk keberlangsungan hidup orang banyak.

Pada masa kemerdekaan, isu soal perbedaan agama memang sudah terjadi, baik antar agama maupun antar aliran di dalam agama sudah terjadi konflik, namun hal itu dapat ditangani oleh pemerintah dan semua sadar bahwa tekad bangsa Indonesia saat itu adalah meraih kemerdekaan.

Baca Juga  BMI: Yusril Sedang Mabuk Kesombongan 

Namun kini, cara berfikir sudah mulai berubah, dimana butir-butir pengamalan Undang-Undang Dasar dan Pancasila tidak dijalankan sebagaimana mestinya, bahkan banyak kalangan yang tidak hafal bacaan Pancasila, sungguh mengkhawatirkan.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka perkembangan demokrasi Indonesia akan berubah, bahkan yang sangat mengkhawatirkan lagi adalah orang mengatakan bahwa kita tidak bisa menerima demokrasi. Sangat mengerikan.

Memang tidaklah gampang memimpin bangsa ini. Sejak awal lahirnya, sudah berbeda-beda. Dari masa ke masa inilah tantangan memimpin Indonesia. Dan jadi tugas siapapun yang sedang memegang kekuasaan mengelolanya.

Potret Indonesia sejak dahulu memang beragam, berbeda, tetapi itu menjadi bagian demokrasi di Indonesia, kita sudah tidak bisa untuk melarang hal-hal semacam itu. Namun, karena tidak adanya satu kaidah yang dipegang oleh negara sekarang membuat cara berpikir menjadi carut marut.

Lebih konyolnya lagi, Ketika persoalan agama dicampuradukkan dengan masalah-masalah politik yang selalu digunakan pada saat kepentingan kekuasaan, maka disitu terjadi bullying dan menjadi tidak nyaman dengan suasana demokrasi.

Baca Juga  Hari Amal Bhakti ke-77, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Sampaikan Hal Ini, Simak Baik-baik

Demokrasi yang seperti ini, apakah tidak ada pikiran dari pemerintah untuk mencari lagi untuk meluruskan bagimana agar kita tidak menjadi tatanan masyarakat yang begitu bebas dan carut marut didalam maslaah keagamaan. Sehingga, dalam satu daerah kita sangat bersedih, agama dipertentangakan sama satu kelompok yang masing-masing belum tentu berdasarkan kepada syariat dengan cara yang benar.

Demokrasi sudah mengkhawatirkan di negeri ini, apalagi narasi para Buzzer juga terus dibiarkan menebar saling curiga / kebencian antar golongan dan agama. Lihatlah komentar-komentar para Buzzer yang melontarkan tuduhan-tuduhan dan fitnah yang terus-terusan dilakukan tanpa ada penanganan.

Banyak yang mengatakan lebih adem dan teduh di era pak SBY. Karena ini soal rasa biarlah publik menilai. Mari kita sayangi semua yang hidup di Indonesia ini. Jangan ada benci apalagi niat menghabisi. Sekuat apapun hari ini kekuasaan tidak ada yang abadi.

Semoga Indonesia kita ini terus panjang umurnya. Tugas pemerintah, tugas generasi bangsa dan kita semua adalah merumuskan kembali demokrasi yang sebenar-benarnya yang ada di Indonesia. Demokrasi yang berjalan pada tatanan kehidupan yang lebih baik, lebih maju, jauh dari kata perpecahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *