News

Siswa SD di Deli Serdang Meninggal Usai Divaksin, Dinkes Beri Penjelasan

Deli Serdang – Seorang siswa SD di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), berinisial R (9), meninggal dunia usai mengikuti vaksinasi. Siswa itu meninggal usai sempat dirawat di rumah sakit.

Nenek korban, Sorta Pandiangan, mengatakan peristiwa bermula saat R mengeluhkan tidak enak badan usai divaksin pada 19 Januari 2022. Sorta menyebut R langsung beristirahat setelah divaksin.

“Tanggal 19 pulang lah dia ke rumah, golek lah dia,” kata Sorta kepada wartawan, Kamis (27/1/2022).

Sorta mengatakan saat itu dirinya mempertanyakan apakah korban sedang sakit. Namun, korban tidak memberikan penjelasan.

Ibu korban, Sarma Simbolon, mengatakan dirinya mendapat informasi saat itu anaknya sakit. Lalu, dia meminta agar anaknya itu dibawa ke rumah sakit.

Sarma mengatakan R akhirnya dibawa ke klinik pada 20 Januari 2022. Saat itu, korban dalam keadaan demam dan kejang.

“Sakitnya kejang-kejang, perutnya keras, kakinya jalan kek (seperti) kangkang gitu,” ucap Sarma.

Karena kondisi tidak kunjung membaik, R kemudian dibawa ke rumah sakit. Selama tiga hari dirawat, keluarga kemudian membawa R pulang.

Setelah pulang, kondisi R tidak kunjung membaik. Korban kemudian kembali dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia pada 26 Januari 2022.

Penjelasan Dinkes Deli Serdang

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Deli Serdang, Ade Budi Krista, mengatakan R memang mengikuti vaksinasi pada 19 Januari 2022. Menurut Ade, dari keterangan rumah sakit yang merawat R, korban dinyatakan tetanus.

“Berdasarkan hasil surveilans dan investigasi dinkes dapat kami sampaikan bahwa anak atas nama R meninggal dunia karena penyakit tetanus, dan tidak ada hubungannya dengan vaksinasi,” ucap Ade.

Ade mengatakan penyakit yang diderita R ini diketahui dari resume dokter yang sempat merawatnya. Dari gejala yang terlihat, R dinyatakan tetanus.

“Hal ini disimpulkan dari resume medis dan adanya pemeriksaan oleh dokter spesialis anak yang kompeten dan keterangan dari beberapa RS tempat almarhum pernah dirawat. Gejala-gejalanya jelas karena ada trismus dan opistotonus yang menunjukkan itu tetanus,” ujarnya.

“Dan tetanus itu masa inkubasinya lebih dari dua minggu. Artinya secara analisa medis almarhum sudah terpapar bakteri tetani pada saat divaksin. Dan gejala timbul sesudah divaksin,” imbuhnya.

(Salsa /Detik.com)

Hamizan

Recent Posts

Siapkan UIN dan Pesantren untuk Pendidikan Anak Palestina, Menag: Amanat Presiden Prabowo

Timredaksi.com, Jakarta -- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama telah menyiapkan jaringan Universitas…

51 mins ago

DLH Sulawesi Utara Perkuat Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

Timredaksi.com, Sulawesi Utara -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Utara terus memperkuat komitmennya dalam…

1 hour ago

DLH Sulawesi Tengah Gencarkan Program Kampung Iklim untuk Perkuat Aksi Mitigasi dan Adaptasi Iklim

Timredaksi.com, Sulteng -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah terus memperkuat upaya penanggulangan perubahan…

2 hours ago

DLH Kabupaten Wakatobi Luncurkan Sejumlah Program Strategis untuk Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Timredaksi.com, Wakatobi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wakatobi terus mendorong peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan…

2 days ago

DLH Kutai Barat Dorong Peningkatan Kesadaran Pemilahan Sampah dari Sumbernya

Timredaksi.com, Kutai Barat — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat (Kubar) terus menggalakkan partisipasi masyarakat dan…

2 days ago

Kabar BGN Pro-Asing Terkait Jelantah MBG, SAS Institute : Ada Potensi 620 Milyar Korupsi

Timredaksi.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mendorong BGN melakukan komersialisasi dari…

2 days ago