KH. Musthofa Aqil Siroj Ketua Umum PP MDHW (Ist.)
Jakarta – Majelis Dzikir Hubbul Wathon yang dideklarasikan oleh para kyai, habaib dan alim ulama dari berbagai daerah pada tanggal 13 Juli 2017 melalui Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Hotel Borobudur Jakarta yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo merupakan refleksi dari kegelisahan para Ulama’ atas kondisi sosial masyarakat waktu itu. Dimana kondisi bermasyarakat bernegara terancam oleh kepentingan-kepentingan tertentu dengan memanfaatkan isu-isu SARA yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam usia yang memasuki 4 tahun, MDHW menilai kondisi saat ini adalah situasi yang luar biasa dan menjadi keprihatinan kita bersama. Dimana musibah pandemi Covid-19 belum juga usai dan mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Baik politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Menyikapi situasi saat ini, Pengurus Pusat Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PP MDHW) melalui Ketua Umumnya KH. Musthofa Aqil Siroj menyampaikan pandangan dan rekomendasi demi kemaslahatan bangsa, negara dan masyarakat.
Pandangan dan Rekomendasi Pengurus Pusat Majelis Dzikir Hubbul Wathon:
1. PP MDHW mendukung penuh langkah-langkah Presiden Joko Widodo dalam rangka pencegahan, penanganan dan penyelesaian pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih mengkhawatirkan.
Penerapan PPKM Darurat oleh pemerintah menurut PP MDHW sudah tepat dan sejalan semangatnya dengan apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعَدْ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.” (HR Ibnu Majah).
Kita tidak boleh menciderai orang lain dan orang lain juga tidak boleh menciderai kita. Dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara harus bisa saling melindungi, saling menyelamatkan dan tidak saling menciderai.
Dan juga di tengah situasi darurat seperti saat ini berlaku qaidah fiqh
درء المفاسد مقدم علي جلب المصالح
Dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil masholih . Meninggalkan dan menjauhi segala hal yang akan menimbulkan kemafsadatan/kerusakan/kemudhoratan harus didahulukan daripada mengambil manfaat dan kemashlahatan karena menjaga keselamatan nafs/jiwa/diri hukumnya adalah wajib.
2. PP MDHW mendorong sinergi, kolaborasi dan koordinasi antar lembaga pemerintahan/kementerian, TNI/Polri, pemerintah daerah, lembaga-lembaga lain yang terkait dan seluruh elemen masyarakat dalam upaya optimalisasi penanganan pandemi Covid-19. Segala ikhtiar dan upaya dalam penanganan pandemi Covid-19 ini tentu saja harus dilakukan dengan langkah-langkah persuasif dan humanis.
3. PP MDHW memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan, para dokter, perawat, bidan, relawan dan seluruh tenaga di rumah sakit, klinik, puskesmas dan tempat-tempat isolasi yang berjuang mempertaruhkan jiwa mereka untuk menyelamatkan jiwa-jiwa saudaranya.
PP MDHW menilai setiap upaya yang dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19 adalah sebuah bentuk ibadah dan bernilai jihad. Mereka yang berjuang adalah pahlawan saat ini, dan mereka yang meninggal adalah syahid.
Sebagaimana firman Alloh SWT:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS: Al-Hujurat 49:15)
4. Dalam momentum Hari Raya Idul Adha/Hari Raya Korban di tengah pandemi saat ini, PP MDHW mengajak para tokoh masyarakat, tokoh agama, para alim ulama, para kyai dan para habaib untuk memberikan pandangan-pandangan yang menyejukkan dan menyatukan umat maupun masyarakat. Karena Hari Raya kurban merupakan ibadah yang syarat dengan nilai-nilai kepedulian, pengorbanan dan kemanusiaan.
5. PP MDHW juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersabar, bertawakkal dan meminta ampun kepada Allah SWT atas musibah yang sedang menimpa. Bersama-sama berdo’a dan meminta pertolongan Allah SWT serta terus bahu-membahu seluruh elemen masyarakat lain untuk memberikan solusi terbaik sehingga bangsa ini segera terbebas dari segala musibah khususnya pandemi Covid-19.
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl ayat 53).
Demikian Pandangan dan Rekomendasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.
RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…
Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…
Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…
Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…
Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…
Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…