News

Pigai Sarankan Jokowi Untuk Mundur, Kenapa?

Jakarta, Timredaksi.com – Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai sebut koordinator PPKM Darurat yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menggunakan bahasa Preman pasar dalam pernyataannya soal lockdown.

Lewat sebuah cuitan yang diunggah di akun Twitternya, Kamis (8/7/2021) Pigai menyebut bahwa ia menyukai pernyataan Luhut yang mengatakan bahwa semua rakyat akan mati jika diterapkan kebijakan lockdown.

Pigai juga menyebut bahwa secara tersirat Luhut sudah mengibarkan bendera putih, lantaran rezim yang tak mampu memimpin.

“Pak Luhut pakai bahasa Preman Pasar. Saya suka pernyataan ini karena Luhut secara tersirat sudah kibarkan bendera putih karena rezim ini tidak mampu memimpin,” tulis Pigai dalam cuitannya seperti dikutip suara.com, Jumat (9/7/2021).

Selanjutnya, Pigai bahkan menyaranka Jokowi untuk mundur apabila sudah tak sanggup. Ia menyebut bukan hanya pemerintahan Jokowi saja, namun juga ada beberapa negara lain yang pejabatnya mundur.

“Saya sarankan Jokowi & Rezim mundur kalau tidak sanggup. Bukan kalian sendiri, Negara lain juga mundur ko,” lanjut Pigai.

Sebelumnya, Luhut sempat bicara soal kebijakan PPKM hingga lockdown di podcast Deddy Corbuzier. Ia menyebut jika diterapkan lockdown  maka semua rakyat akan mati.

“Lockdown itu gini, tidak segampang itu juga, mati semua rakyat nanti kalau kita lockdown. Jadi kita pikir-pikir bagaimana saya kan sudah bilang tadi, bagaimana kita nyeimbangkan, masih bisa,” ucap Luhut dalam sebuah video di kanal YouTube Deddy Corbuzier, seperti dikutip suara.com, Jumat (9 Juli 2021).

“Sekarang pertanyaan juga kalau kita lockdown, apa bisa kita lockdown, itu juga pertanyaan berikutnya. Belum tentu juga bisa,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, menurut Luhut, semua keputusan yang dikeluarkan pemerintah telah ditimbang matang-matang. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum kebijakan diterapkan.

“Jadi kita timbang-timbang matang. Makanya saya bilang tadi, proses pengambilan keputusan itu tidak sesederhana itu, tidak satu angle aja kita lihat. Banyak pertimbangan-pertimbangan lain sebelum go,” pungkasnya. (Ham/Suara)

Hamizan

Recent Posts

DLH Sulawesi Tengah Gencarkan Program Kampung Iklim untuk Perkuat Aksi Mitigasi dan Adaptasi Iklim

Timredaksi.com, Sulteng -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah terus memperkuat upaya penanggulangan perubahan…

30 mins ago

DLH Kabupaten Wakatobi Luncurkan Sejumlah Program Strategis untuk Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Timredaksi.com, Wakatobi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wakatobi terus mendorong peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan…

2 days ago

DLH Kutai Barat Dorong Peningkatan Kesadaran Pemilahan Sampah dari Sumbernya

Timredaksi.com, Kutai Barat — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat (Kubar) terus menggalakkan partisipasi masyarakat dan…

2 days ago

Kabar BGN Pro-Asing Terkait Jelantah MBG, SAS Institute : Ada Potensi 620 Milyar Korupsi

Timredaksi.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mendorong BGN melakukan komersialisasi dari…

2 days ago

DLH Jakarta Selatan Genjot Program Pelestarian Lingkungan Lewat Pendekatan Kreatif

Timredaksi.com, Jakarta Selatan — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Selatan terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang…

2 days ago

DLH Yahukimo Perkuat Pengelolaan Lingkungan di Wilayah Pegunungan Papua

Sumber Timredaksi.com, Yahukimo, Papua — Kabupaten Yahukimo dikenal sebagai salah satu wilayah dengan bentang alam…

2 days ago