News

Penamaan Nama Bayi Unik Era Milenial

893
×

Penamaan Nama Bayi Unik Era Milenial

Share this article

 

Oleh: M. Hijaj Jirjis Maulana

Pada era milenial ini hampir seluruh masyarakat Indonesia menamai anaknya dengan nama unik dan aneh. Lantas mengapa menamai seperti itu? Padahal menggunakan Bahasa Indonesia atau seperti pada umumnya pun bagus sekali untuk digunakan dan lebih mudah untuk dipahami. Tidak banyak disadari bahwa nama anak yang lahir dari generasi Z dan Milenial cenderung aneh dan unik. Berbeda dengan anak generasi sebelumnya. Orang tua zaman sekarang sudah jarang menggunakan nama yang umum dan pasaran seperti ”Budi”, ”Aldi”, ”Putri”, atau “Siti”. Sebenarnya apa alasan orang tua zaman sekarang memilih nama unik untuk anaknya?

Nama-nama anak yang lahir di era ini beragam. Ada yang berasal dari Bahasa Sansekerta, kebarat-baratan, ketimur-timuran, elemen alam, tokoh terkenal, bahkan berasal dari kata sifat. Tidak seperti pada masa sebelum milenial yang nama anaknya banyak menganut nama unsur asal keluarga dan identitas suku, ras, atau agama.

Pandangan orangtua memilih nama anak yang unik agar terlihat mencolok dan berbeda di antara anak-anak lainnya. Hal ini sebagai bentuk ciri khas identitas guna mewujudkan impian orang tuanya ketika anak tumbuh menjadi yang terbaik.

Baca Juga  22 Juta Penduduk Indonesia Kelaparan Kronis, Rocky Gerung Bilang Begini

Memberikan nama anak bagi orang tua tentu memerlukan pertimbangan yang matang. Nama anak merupakan hal yang penting karena nantinya akan menjadi identitas anak seumur hidup. Namun jika dilihat saat ini nama anak di Indonesia sudah makin beragam. Tidak hanya nama-nama mudah yang diingat seperti Dewi, Ayu, Budi, Dimas, atau lainnya yang banyak hadir di tahun 80-90an. Nama anak saat ini banyak yang unik dan beragam. Bahkan pemilihan nama yang tidak bisa banyak dipilih oleh beberapa orang tua milenial.

Menurut Dr. Devi Rahmawati, seorang pengamat sosial vokasi Universitas Indonesia, ada dua hal yang melatarbelakangi orang tua memberikan nama pada anaknya. Yang pertama, persoalan Historis dan yang kedua, Sosiologis. Persoalan historis itu ada kaitannya dengan sesuatu yang menjadi bagian internal dari orang tuanya, misalnya ras, suku, agama. Inilah yang akan menjadi latar belakang historisnya. Kemudian, faktor historis akan bertemu dengan faktor sosiologis. Sosiologis adalah lingkungan komunitas sosial yang menjadi bagian internal dari orang tuanya. Baik dari aspek sosial, ekonomi, ataupun politiknya, itu akan menentukan orang tua dalam memberikan nama apa,” jelas Dr. Devi Rahmawati (https://review.bukalapak.com/mom/nama-unik-anak-milenial-106003).

Baca Juga  Tingkatkan Kualitas SDM Jadi Program Prioritas Hipakad

Kalau penulis memilih nama sengaja yang Indonesia agar mudah diingat dan tidak susah pengucapannnya. Sekaligus agar selalu tertanam dalam diri penulis mengenai kebahasaan kita ini. Agar tidak tergeserkan dengan nama bahasa yang menyerupai negara lain. Maka dari itu, penulis menyarankan untuk tetap mempertahankan unsur kebahasaan kita ini yaitu bahasa Indonesia. Menamai anak menggunakan bahasa Indonesia yang turun temurun dari leluhur kita agar tetap dipertahankan untuk mencegah terjadinya hilangnya kebahasaan kita ini.

M Hijaj Jirjis Maulana, lahir di Serang, 21 Februari 2004. Beralamat di Kp. Saung Ilir RT/RW 011/05 DS. Talaga Kec. Mancak Kab. Serang. Sekarang bersekolah di SMA PLUS Al-Ittihad kelas XII IPS 1. Hobinya yaitu berolahraga dan berorganisasi.
Ig: hijaj_mln
WA: 083806862248

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *