News

Mengukur Kemampuan Daya dan Performa Engine Pasca Overhaul

Mengukur Kemampuan Daya dan Performa Engine Pasca Overhaul
Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pemerhati Teknologi)

Engine test adalah suatu cara untuk menentukan kualitas pekerjaan “overhaul dan repair” yang dilakukan terhadap suatu engine. Ketahanan uji dan umur potensial dari suatu engine setelah dilakukan proses assembly masih dipertanyakan, sebelum dilakukan pengetesan engine. Penentuan ketahanan uji dan umur potensial terhadap engine yang dioverhaul atau repair sangat bergantung pada penggunaan test prosedur yang benar dan keakuratan sistem test cell.

Kualitas dari engine yang direpair, diyakinkan dengan melakukan cek kemampuan engine mencapai daya dan performa spesifikasi dari Original Engine Manufacture (OEM). Performa test hanya dilakukan pada satu test cell yang telah terkorelasi dan mendapat sertifikasi dari OEM.

Performa engine di Test Cell dipengaruhi oleh distribusi aliran udara di dalam Test Cell area. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari tiap-tiap desain Test Cell yang berbeda. Di sisi lain, pembacaan parameter vibrasi dipengaruhi juga oleh struktur Test Cell. Oleh karena itu, perlu dilakukan Test Cell korelasi yang berguna untuk menentukan perbedaan antara Test Cell tersebut dengan standard Test Cell.

Standard Test Cell mula-mula ditetapkan pada engine manufacture plant. Bila terdapat perbedaan antara suatu Test Cell dan standard Test Cell, maka harus dilakukan koreksi atau correction factor yang harus ditetapkan agar diperoleh hasil yang sama dengan standard Test Cell. Dengan demikian, Test Cell korelasi akan menentukan kemampuan suatu Test Cell untuk menghasilkan engine yang berkualitas. Formal Test Cell korelasi harus dilakukan bila suatu Test Cell dibangun, dimodifikasi atau dirubah untuk pengetesan engine model yang lain. Beberapa ketentuan yang harus dilakukan bila kita akan melakukan test cell korelasi, yaitu:

1. Mengkalibrasi semua instrumen yang dipakai, baik di standar cell maupun di test cell yang akan dilakukan korelasi. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah test cell korelasi run dilakukan.
2. Parameter engine harus diambil pada semua power setting untuk acceptance test seperti yang dibuat oleh engine overhaul manual.
Test Cell merupakan area kerja yang luas dengan fasilitas yang kompleks, dimana terdapat sistem-sistem yang saling berinteraksi. Suatu Test Cell umumnya terdiri dari fasilitas-fasilitas berikut :
• Engine Test Cell,
• Test Bed & Dynamometer,
• Control Room.

Pada test-bed ditempatkan juga sistem-sistem pendukung lainnya, misal : Oil system, fuel system, air system, start system dan control system.

Engine Test Cell adalah bagian dari pada test block yang menaungi engine selama proses test berlangsung. Desain yang paling cocok adalah desain yang mempunyai penampang persegi pada seluruh panjangnya. Tipe Test Cell dengan penampang persegi mempunyai lantai yang datar dan dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan di sekeliling engine.

Test Cell harus mempunyai panjang yang cukup agar aliran udara di dalam Test Cell menjadi smooth. Penerangan di dalam Test Cell harus sedemikian rupa sehingga kita dapat melihat dengan jelas engine yang berada di dalam Test Cell. Lantai Test Cell harus dilengkapi dengan saluran pembuangan yang berlokasi pada bagian yang lebih rendah, sehingga air dan oli buangan dapat mengalir keluar dari Test Cell.

Jadi untuk meyakinkan engine yang telah dioverhaul dapat beroperasi dan memenuhi persyaratan dan performanya, maka dilakukan pengetesan di test cell. Suatu sarana untuk mengukur semua hal tentang parameter-parameter operasi yang diinginkan. Dynamometer yang berada di test-bed digunakan sebagai beban yang dicoupling dengan output turbin. Test-bed adalah alat bantu yang berfungsi sebagai tempat di mana engine yang akan ditest didudukkan. Dynamometer adalah alat yang digunakan sebagai simulasi beban yang akan diterima oleh engine.

Hasil pengetesan akan dicatat dalam suatu data laporan dan akan dibandingkan dengan persyaratan spesifikasi untuk mechanical integrity dan thermodynamic performance.

Mechanical integrity parameter yang dimonitor antara lain adalah Lube Oil Flow, Pressure, Temperature, Engine Vibration, Fuel, Air Leakage. Data flow, pressure dan temperature akan direcord dalam lembaran test acceptance. Data vibrasi akan dibandingkan dengan batasan maksimal overall atau curve spectrum frequency.

Sedangkan parameter performance test yang dimonitor adalah Horsepower (dynamometer torque), gas producer (gp) speed, power turbine (pt) speed, exhaust gas temperature, liquid fuel flow, compressor inlet discharge pressure dan temperature, air inlet ventury pressure differential, barometic pressure, ambient temperature, fuel gas temperature.

Hamizan

Recent Posts

La Fedumu Resmi Pimpin DPD Tani Merdeka Indonesia Muna, Siap Perjuangkan Hak Petani

Timredaksi.com, Kendari – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kabupaten Muna resmi dikukuhkan…

2 days ago

Mangkir dari Perintah Pengadilan, Perusahaan Istri Menteri Perindustrian Diajukan PKPU

Timredaksi.com, Jakarta - Polemik hukum melibatkan PT Asiana Senopati, perusahaan properti milik Loemongga HS, istri…

2 days ago

Harnas UMKM: Pemerintah dan ABDSI Teguhkan Komitmen Dorong UMKM Naik Kelas

Timredaksi.com, Jakarta – Peringatan Hari Nasional Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Harnas UMKM) 2025 menjadi…

4 days ago

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT

GEREJA BENTENG TERAKHIR BAGI RAKYAT & BANGSA PAPUA BARAT Oleh: Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman…

6 days ago

Bintang Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Garut Resmi Dilantik, Siap Dukung Kemenangan Partai Demokrat

Timredaksi.com, Garut – DPN Bintang Muda Indonesia (BMI) secara resmi melantik Asep Achlan sebagai Ketua…

6 days ago

Pembela Amanat Sejati (PASTI) Berbagi Kebaikan Kepada Anak Yatim dan Dhuafa

Timredaksi.com, Jakarta - Hari ini Jumat, tanggal 08-08-2025 Organisasi Baru yang bernama Pembela Amanat Sejati…

1 week ago