Timredaksi.com – Covid-19 varian Omicron berpotensi kecil menyebabkan penderitanya menderita efek samping parah hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Kemungkinan penderita Covid-19 varian Omicron dirawat di rumah sakit lebih kecil hingga 70% dibanding mereka yang tertular varian Delta.
Fakta tersebut diungkap Badan Keamanan dan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam laporan penelitian yang mereka terbitkan, Kamis (23/12/2021) waktu setempat. Badan itu mengatakan, orang yang terpapar Omicron memiliki 31% – 45% kemungkinan yang lebih kecil untuk dirawat di UGD rumah sakit. Kemudian, pengidap Omicron disebut 50% – 70% lebih kecil kemungkinannya dirawat di rumah sakit.
Dilangsir CNBC Internasional, UKHSA menyebut hasil analisa ini masih sangat awal dan belum pasti kebenarannya. Temuan ini didasarkan pada penelitian UKHSA kepada 132 orang yang dirawat atau dipindahkan dari UGD. Dari jumlah tersebut, 17 pasien tercatat sudah menerima booster, 74 orang telah mendapat vaksin dosis ganda, 27 orang belum divaksinasi, 8 orang baru menerima vaksin satu dosis, dan 6 orang tidak diketahui status vaksinnya.
Penelitian yang sama juga mengungkap ada 14 orang yang meninggal dunia setelah 28 hari didiagnosa terpapar Omicron. Para korban jiwa ini berusia antara 52 – 96 tahun.
“Analisis terbaru kami menunjukkan sinyal awal yang menggembirakan, bahwa orang yang terkena varian Omicron mungkin memiliki risiko rawat inap relatif lebih rendah daripada mereka yang terkena varian lain,” kata Kepala Eksekutif UKHSA Jenny Harries, dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (25/12/2021).
Hasil penelitian awal UKHSA sama dengan temuan para ilmuwan di Afrika Selatan, dan peneliti dari Imperial College London dan University of Edinburgh. Penelitian Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan menemukan fakta bahwa orang yang terinfeksi Omicron memiliki kemungkinan 80% lebih kecil untuk ditangani di rumah sakit, dibandingkan pengidap varian lain.
Kemudian, penelitian tersebut menemukan fakta adanya pengurangan 70% risiko pengidap Omicron menderita sakit parah apabila tidak dirawat di rumah sakit. Temuan ini diprediksi muncul karena tingginya tingkat kekebalan di tengah populasi, baik karena banyaknya masyarakat yang sudah terkena Covid-19 atau sudah mendapat vaksin.
Di Skotlandia, para peneliti menemukan bahwa Omicron dua pertiga lebih kecil kemungkinannya mengakibatkan manusia harus mendapat perawatan inap di RS dibandingkan varian Delta. Meski masih dalam tahap awal, namun temuan ini memberi harapan kepada manusia bahwa varian Omicron tidak separah yang ditakuti awalnya.
Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada November 2021 dan telah diberi label Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “variant of concern.” (ror)
RESENSI BUKU Judul Buku: Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua Penulis: Dr. Socratez Yoman Penerbit:…
Timredaksi.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral…
Timredaksi.com, Jakarta — Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Pulogadung menegaskan kembali pentingnya penegakan…
Timredaksi.com, Jakarta – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan…
Timredaksi.com, Kenyam — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nduga, Nius Wakerkwa mengadakan Kunjungan Kerja…
Timredaksi.com, Jakarta - Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang diusulkan dan dibahas bersama telah mengakomodasi masukan…